Lihat ke Halaman Asli

Leya Cattleya

TERVERIFIKASI

PEJALAN

Puisi | Alien Bernama Kkum

Diperbarui: 3 Desember 2019   20:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : medium.com

Entahlah, aku tak paham kau berdarah apa dan berasal dari mana, karena kau hanya datang di malam hari dan pergi sebelum terbit pagi

Meski tanganku coba menyentuh tubuhmu, dan hitam mataku nyaris hanya sekuku  berjarak dari wajahmu, kau memilih khusuk bersyariat dengan seluruh lilin malam yang pura pura tahu

Aku Kkum, katamu sember bernada alto, mencoba keras meniru alunan musik tekno 

Dan suaramu tiba tiba memekik seperti belut teraliri pijar listrik, mengaku sebagai makhluk nyata yang lebih berakal daripada apa yang orang duga, membuat seluruh isi kamar berkejab penuh kilatan hijau 

Ini adalah perbuatan si Kapten Pandir, katamu panik, dan kau cepat meraih benang dan jarum menambal jubah takdir 

Dan angin pancaroba merisik dan bersumpah ialah sang bencana yang bertanggung jawab pada badai panas bergelombang

Aku terpana, hanya bisa memandang tak berdaya tubuhmu yang melesat lepas dari gravitasi ke arah jajaran Bima Sakti yang bermigrasi

Siapakah sebenarnya kamu?

Kehancuranmu tentu bukan bagian dari rencanamu, meski punahmu kini adalah atas kehendakmu

Melumer, daging dan darahmu menyatu bersama gerimis di titik matahari 

Dan ketika kau makin memudar, seketika ku sadar kau adalah Kkum, hanya sebuah mimpi berwarna terang yang telah memutuskan pulang bersama piring terbang




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline