Minggu ini saya merasa lelah. Selain beberapa pekerjaan yang berbaris berkejaran, minggu ini lengkap pula dengan rasa kuatir. Tentu saja.
Menyaksikan melalui TV secara langsung puluhan ribu polisi yang bekerja dan tidak tidur pada tanggal 21, 22, dan 23 Mei 2019 karena berhadapan dengan perusuh (yang menyebut dirinya pendemo) di sekitar Kantor Pusat Bawaslu di jalan MH Thamrin dan sekitarnya pada pasca pengumuman penghitungan riil suara pada Pemilu 2019 bukanlah hal yang menyenangkan. Ditambah adanya beberapa perjalanan dari satu kota ke kota lain, lengkaplah sudah kepenatan itu.
Akhirnya, saya memutuskan untuk menonton film di akhir pekan ini. Sudah cukup menonton 'Sleepless in Thamrin" yang menegangkan. Lebih baik saya berpindah pada "Sleepless in Seattle".
Saya asumsikan kawan kawan Kompasianer kenal kisah cinta komedi Sleepless in Seattle Ini ya? Kisah yang dibuat oleh Nora Ephron, dengan produser Gary Foster, berdasar cerita Jeff Arch ini mengajak pemain utama Tom Hanks dan Meg Ryan. Di samping itu terdapat beberapa pemain pendukung yaitu Bill Pullman, Ross Malinger, Rob Reiner, Rosie O'Donnell, Gaby Hoffmann, Victor Garber, dan Rita Wilson.
Film ini bukan film baru. Setelah dirilis pada 25 Juni 1993, film berdurasi 105 menit ini masih terus menjadi film kenangan yang diputar saat Natal selama 26 tahun terakhir.
Agak malu saya menceritakan bahwa saya telah menyaksikan film ini sebanyak lebih dari 10 kali. Sejujurnya? Saya memang suka film Meg Ryan dan Tom Hank yang satu ini. Film yang enak ditonton ketika kita tidak hendak berpikir. Hanya rileks, tertawa dan bahagia.
Sleepless in Seattle. Sam yang Tidak Tidur.
Ini kisah Sam Baldwin, seorang arsitek dari Chicago yang setelah kehilangan istrinya, Maggie, karena penyakit kanker, akhirnya bersama anaknya, Jonah, pindah ke Seattle.
Sam terus melanjutkan masa dukanya. Satu setengah tahun kemudian, di malam Natal, Jonah sang anak menelpon suatu acara 'talk show' radio dan meminta sang Ayah untuk bicara di radio dan menyampaikan betapa ia kangen istrinya. Sam dan Jonah sempat berbicara sebentara di radio. Ini membuat pendengarnya terharu.
Ratusan perempuan dari penjuru negeri, termasuk Annie Reed, seorang reporter dari Baltimore Sun tersentuh oleh wawancara itu. Sam menjelaskan di telpon "Kami pada awalnya alami masa masa sulit.
Tapi kami telah menghandelnya". 'Host' siaran berkata "Bila kalian sudah bisa menghandel, mengapa Jonah masih mengatakan anda masih diselimuti kabut". 'Host' acara, Dr Marcia Fieldstone bertanya "Apakah kamu tidur di malam hari?". Jonah yang mendengar melalui telpon yang paralellah yang menjawab "Dia tak pernah tidur sama sekali". Sang ayah bertanya kepada Jonah "Bagaimana kamu tahu?", dan lalu Jonah menjawab "Saya tinggal di sini, Ayah".
Sam menjelaskan beberapa hal terkait almarhum istrinya dan wawancara terhenti ketika sang penyiar meminta Sam dan Jonah menunggu dan mempersilakan penelpon untuk bergabung dan ia berkata "Saya dengan Sleepless in Seattle dan kita akan kembali setelah pesan ini". "Sleepless in Seattle' menjadi sebutan untuk Sam yang tidak bisa tidur!