Lihat ke Halaman Asli

Leya Cattleya

TERVERIFIKASI

PEJALAN

Vincentia Tiffani, Lamaran Poligami "Pesanan" Panitia

Diperbarui: 29 Maret 2019   15:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi scribol.com/Image: Lewis Walpole Library

Rasanya belum tuntas membincang isu viralnya Vincentia Tiffani yang saya tulis pada artikel Kasihan Vincentia Tiffani, Lamaran Poligami dan Guyon Politik (yang Tidak Lucu)  dini hari tadi.

Viral oleh media tentang apa yang dilakukan oleh Vincentia Tiffani yang melakukan lamaran poligami 'pesanan panitia' sudah dapat ditebak, namun sangat disayangkan. Ini sudah disadari oleh Vincentia yang membuat klarifikasi melalui instagramnya. Namun, persoalan viktimisasi dalam politik memprihatikan. Apalagi ketika itu terjadi pada kaum saya, perempuan.

Saya mengasumsikan Vincentia Tiffani adalah seorang perempuan muda cerdas yang memiliki potensi besar. Ia berprofesi sebagai model sekaligus penyiar. Keberadaannya di seminar OK OC di Yogya adalah dalam rangka memasarkan produk UKM yang dipamerikan pada seminar itu.

Ia mengajukan pertanyaan bernas soal isu yang dihadapi UKM pada awal sesi. Dari cara ia mengajukan pertanyaan, ia adalah orang dengan rasa percaya diri tinggi. Namun, pertanyaan lamaran poligami 'titipan' membuat mata memandangnya berbeda. 

Dalam pernyataan di Instagramnya, ia mengatakan bahwa sebagai penyiar, apa yang ia lakukan adalah biasa. Sebagai guyonan untuk meramaikan suatu acara. Namun, dalam suasana politik seperti saat ini, semua mata media memberikan lampu terang dan khusus kepada Capres/Cawapres dari kubu manapun. 

Langsung saja kti abaca di media soal pelaporan Sandi ke bawaslu terkait lamaran poligami 'pesanan' panitia dan lain lain. Kita tak hendak mendiskusikan hal ini lebih lanjut, karena kita sudah tebak ini akan terjadi. 

Seperti yang dikatakan VIncentia, ini bisa jadi hal yang menguntungkan karena ia jadi terkenal. Namun bisa juga sesuatu yang merugikannya. Nama baik seakan dia adalah 'pelakor' sudah tentu akan membayanginya. Saya hanya membayangkan perasaan orang tuanya. Ayahnya dan ibunya yang punya harapan besar pada anaknya. 

Memang, media di arus utama dan media sosial saat ini merupakan 'story teller' yang paling berpengaruh dalam kehidupan kita. Adanya Vincentia yang melakukan lamaran poligami ini tentu memunculkan sentiment publik. Belum lagi, media akan membumbui dengan bahasa, pilihan kata, gambar visual dan pelabelan pada perempuan itu. Cantiklah, genitlah, pelakorlah, dan lain lain. Klarifikasinya di Instagrampun bisa dipolitisir. Duh, kasihan kau Vincentia. 

Di masa yang sangat berat untuk membangun proses demokrasi ini, kita semestinya menjadi bagian dari media yang akurat dan beertanggung jawab dam memandang berbagai isu, termasuk isu Vincentia Tiffani. Pertanyaan soal di mana media yang merupakan salah satu pilar kebenaran dan demokrasi? 

Malulah kita bila melakukan pengulangan pengulangan, dan membuat  Vincentia Tiffani hanya sebagai  obyek dan korban politik dan media. 

Pustaka : Michelle L Meloy and Susan L miller : Media, Gender and Crime, Oxford 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline