Hari ini, 21 Maret 2019, saya bangun pagi dengan semangat kebaikan. Bagaimana tidak? Pada hari ini kita peringati 5 hari internasional secara bersamaan.
Lima hari internasional itu adalah 1. Hari Penghapusan Diskriminasi Rasial, 2. Hari 'Down Syndrome' Dunia, 3. Hari Puisi Dunia, 4. Hari Hutan Internasional, dan juga 5. Hari International Nowruz.
Kelima hari itu diakui dan dicanangkan oleh badan dunia, Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) yang memayungi semua warga dunia. Dan saya yakin semua ini punya makna bagi kita, warga dunia sejagad raya.
Hari Penghapusan Diskriminasi Rasial adalah hari yang ditetapkan oleh Persatuan Bangsa Bansa (PBB) yang mengingatkan kembali bahwa semua manusia dilahirkan bebas dan setara, memiliki hak untuk berkontribusi pada kemanusiaan.
Resolusi ini juga menggarisbawahi bahwa doktrin doktrin yang mengatakan bahwa terdapat ras yang lebih unggul adalah salah secara keilmuan dan moral serta berbahaya secara sosial, dan untuk itu harus ditolak dan dihapus.
Pada tahun 2019 ini, tema yang dipilih dalam memperingati hari Hari Penghapusan Diskriminasi Rasial adalah mitigasi dan melawan meningkatnya supremasi nasionalisme dan ideologi yang ekstrim.
Adanya gerakan gerakan ekstrim berbasis ras dan ideologi untuk tujuan populis dan nasionalis berkembang di seluruh dunia, menyuburkan diskriminasi rasial dan kecurigaan serta intoleransi dengan menyasar pada kelompok migran dan pengungsi dan masyarakat kelompok berwarna, khususnya mereka yang memiliki keturunan Afrika.
Hari Down Syndrom Dunia. Down syndrome adalah kondisi yang ada pada manusia ketika secara natural yang diebabkan oleh kelainan genetik yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental. Down Syndrome terjadi lintas wilayah di dunia.
Kelompok dengan down syndrome memerlukan akses yang adil pada layanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas dan inklusif.
Hari internasional ini ditetapkan oleh PBB pada tahun 2012 dan diperingati setiap tahunnya oleh PBB, masyarakat sipil, lembaga swadaya masyarakat (LSM), pemerintah dan sektor swasta.
Peringatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya memberikan posisi dan status yang sama bagi masyarakat dengan down syndrome.
Pada tahun 2019, tema yang dipilih adalah tak satupun ditinggal 'leave no one behind', yang memasukkan semua hak dasar manusia bagi mereka dengan down syndrome di masyarakat .
Terkait Hari Puisi Dunia yang ditetapkan UNESCO yang juga di bawah badan PBB, mengakui bahwa puisi menempatkan kemanusiaan dan individu di manapun di dunia untuk dapat mengekspresikan perasaan, pertanyaan, dan tradisi dalam bentuk tertulis maupun terucap sebagai bagian dari komunikasi dan nilai budaya.
UNESCO merekognisi kemampuan puisi untuk menangkap spirit kreatif dari manusia dan kemanusiaan dan mengadopsi 21 Maret sebagai Hari Puisi Dunia sejak tahun 1999.