Lihat ke Halaman Asli

Selamat Tinggal Ai..

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

pagi itu, salju baru saja turun, menebar angkuhnya rasa dingin. menusuk2 ulu, sprti langkah kepergianmu, membuat hati ini terhentak. di bawah asap mendung, di tepian jalan menuju pusat kota, kau teteskan nada2 sendu, dlm satu bisikan lirih, dari ujung sbuah perjumpaan, "aku akan sebentar, tp bagi kita mungkin akan lama.." tidak ada yg bisa mencairkan segala kebekuan ini. bahkan irama sunyi semakin keras mengalun. woll tebal yang melilit lehermu, melambai anggun padaku, dan aku hanya mampu meremas keras2 bola-bola salju di tanganku, "selamat tinggal Ai.." orkestra riuh angin dan desahan daun-daun dalam pesta pesakitan hati. lara ini mengulum perih. nestapaku menari-nari di pelataran sunyi. kakiku tiba-tiba goyah di atas akar ketegaran. di sisi mimbar langit, awan seolah mencibir dengan kelakar kemenangan. "jika kau memilih untuk menunggu, jangan pernah lelah untuk menitipkan salam rindu pada sekuntum sakura, sebelum mekar.." diamku, luruh jiwa dalam hanyut kesyahduan. kekakuan yang menghampar... remuk, tentang  bait-bait kata di beranda sebentuk mimpi, musnah!!! ditelan kegetiran waktu! terkubur detik hingga tahun yang kelabu kepahitan yang membakar ini, meneggelamkanku dalam lumpur kesenyapan yang lama,, tercekik duka dalam jarak tak bertempuh.. teriakkk... untuk apa?? pelangi sudah tak mau lagi menampakkan diri, dan kini,, satu warnamu hilang.. juga tawa dan canda itu... layar masa itu telah terkembang, kau berdiri di atas dak kapal, mengurai jaring2 matahari. di bawah siluet warna emas keperakkan.. dilamun ombak yang menggulung parau. dalam lamunan yang tak berpuncak, secercah sesal, bederai bagai rinai hujan kau, telah bingkiskan sekotak cerita, yang terangkum dalam bingkai sejarah kita. kini, kau, serupa bayang semu, yang duduk hanya di awal musim semi untuk menemani, mekarnya sakura di teras bilik senja. ...terekam kisah yang tak bertuah, sejenak tanpa sua dan sapa...hingga mungkin, air mata ini tak lagi mampu mengalir.. "Selamat tinggal Ai.." Bumi Allah, 29'03'11




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline