Sewaktu kita berjanji sehidup semati bersama pasangan kita....
terucap kata" aku akan menerima kamu apa adanya...."
dan berharap itu menjadi hal terpenting yang mendasari perjalanan hidup kelak.
Dan berlangsunglah prosesi pernikahan, kita hidup bersama dengan pasangan.
Dalam perjalanannya pernak-pernik hidup berumah tangga muncul diantaranya
cek-cok masalah rumah tangga.... pasangan diam tanpa sebab. Ato ada saja
alasan untuk marah, diam bahkan mendiamkan kita.
Ditanya tetap membisu, malahan menjauh.... disitulah ujian mulai berjalan.
Kadang tak masuk di akal untuk diterima. Bahkan cenderung kita akan merespondnya dengan
sikap serupa...... akibatnya bertambah tidak terkendalii sikapnya.
Disaat itulah "kesabaran" diukur, diuji, dijajal dan dikonfirmasi kembali.