Spuna, Si Kepiting Kenari yang Hidup di Darat
Spuna adalah sebutan bahasa lokal Masyarakat Teon Nila Serua (TNS) terhadap jenis Kepiting Kenari atau Ketam Kenari. Sekalipun disebut kepiting, namun hewan ini bukanlah kepiting.
Kepiting Kenari atau Ketam Kenari merupakan jenis Arthropoda darat terbesar yang dapat diklasifikasi umang-umang atau kelomang dan bahasa latinnya disebut Birgus Latro.
Mengapa begitu familiar masyarakat TNS dengan Spuna karena mereka mengkonsumsinya. Hidupnya justru di darat dan ditandai dengan adanya sebuah batu di samping pohon kelapa. Warga menandai Spuna berdiam atau membangun rumahnya di lubang-lubang batu, kayu dan membuat lubang di tanah. Ternyata Spuna mempunyai makanan utama adalah kelapa.
Mungkin terlintas dalam pikiran kita bagaiman bisa si kepiting dengan capit-capitnya memakan kelapa, bagaimana membukanya?
Sesuai penuturan warga lokal TNS bahwa Spuna akan memanfaatkan kelapa yang jatuh di atas batu, batu akan menjadi alat bantu pertama untuk Spuna melakukan perjuangannya membuka sabuk kelapa dan memecahkan batok hingga dapat meraup kenikmatan memakan daging atau isi kelapa. Spuna pun dapat memanjat kelapa dan menjatuhkan buah kelapa untuk di makan.
Kepulauan Teon Nila Serua adalah rangkaian pulau vulkanik berpenghuni di tengah Laut Banda dan masuk dalam administrasi Pemerintahan Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku.
Di Pulau Gunung Api Teon Nila Serua yang begitu subur karena mengandung unsur hara dari tanah vulkanik, maka pada hutan di lereng badan pulau, tampak kasat mata tumbuhan kelapa yang hidupnya sudah puluhan tahun.
Pohon-pohon kelapa cukup tinggi dan mungkin saja menjadi kendala untuk dipanjat sehingga masyarakat hanya menjemput buah yang jatuh di bawah pohon seperti yang dituturkan salah satu Patura (orang tua) Mesa Pulau Teon Okto Relmasira.