Tips menghalau jetlag dan kebosanan pada masa karantina 10 hari
Pagi itu di tanggal 23 Desember 2021 pukul 09.21 WIB, masuk wa adik saya"barang su ( red.sudah) siap" . Saya langsung membalas tunggu ya ! jam 12.00 saya jemput. Inilah masa akhir karantina 10 hari sejak 14 Desember 2021 di salah satu hotel bintang 4 di bilangan TB Simatupang.
Masih ingat kisah memburu hotel karantina yang sudah saya ceritakan waktu lalu? Pada bagian ini saya akan membagi pengalaman adik saya selanjutnya setelah masuk hotel karantina dari tanggal 14 - 23 Desember 2021.
Inilah hari pembebasan keluar dari tahanan kata adik saya! Saya berjanji akan menjemput karena pingin tahu proses dan cerita unik apa dan bagaimana situasi dan kondisi fisik bahkan mental ketika menghadapi karantina 10 hari.
Saya cukup mengenal adik saya, dia termasuk traveller person antar benua, bekerja dalam sistem yang begitu beragam (diverse), ruang lingkup medan kerja yang sangat menantang, tetapi kok tersebut dari mulutnya -keluar kata dari tahanan? pikir saya.
Untuk itu ketika bertemu, pertanyaan pertama ke adik saya : "hari ke beberapa kebosanan itu muncul? dan bagaimana mengatasinya?"hari kelima jawabnya.
Diapun berucap, betapa berat waktu-waktu awal karena berjuang melawan siklus waktu terbalik 12 jam alias jetlag dengan Benua Amerika. Dia baru saja bertugas di Peru -- Amerika Latin selama 2,5 bulan dan bahkan pada ketinggian 4000m diatas permukaan laut tempat kerjanya (negeri di awan kalau di Indonesia).
Melewati perjalanan panjang untuk cuti kembali ke Jakarta, dia harus melakukan PCR di Lima Peru, Sao Paolo Brasil dan terakhir di Soetta - Cengkareng. Sekalipun hasil negatif, tetapi setelah tiba di hotel lagi-lagi "harus" menjalani aturan karantina Indonesia.