Dalam budaya Jawa, istilah "Bejo" diartikan dengan keberuntungan. Jika seseorang mendapatkan sesuatu yang diinginkan atau berhasil dalam sesuatu, sering dikatakan, "Wah, bejo banget kamu!"
Namun, ada "BEJO" lain yang justru bisa membawa kebuntuan dan menghambat perkembangan diri. BEJO yang dimaksud di sini bukan tentang keberuntungan, melainkan singkatan dari Blame, Execuse, Justify, dan Overthinking---empat perilaku yang sering kali membuat kita tidak maju.
Keempat sikap ini dapat diibaratkan sebagai jebakan mental yang menahan kita dari meraih potensi penuh dan mencapai kesuksesan. Alih-alih menjadi alat untuk menumbuhkan kesadaran diri, mereka malah menutup kelemahan dan membuat kita sulit berkembang.
Blame: Menyalahkan Orang Lain atau Keadaan
Blame, atau menyalahkan, adalah kecenderungan untuk menunjuk jari pada hal-hal di luar diri sendiri ketika sesuatu tidak berjalan sesuai harapan. Ini adalah pola pikir yang sangat umum ditemui.
Misalnya, ketika gagal dalam pekerjaan atau studi, beberapa orang cenderung mengatakan, "Itu karena bos saya tidak memberi dukungan," atau kalau sebagai penulis, kita sering mengatakan "Kapan saya bisa menulis, kalau pekerjaan saya menumpuk?"
Sikap menyalahkan orang lain atau keadaan luar ini membuat kita terjebak dalam siklus pasif. Dengan menyalahkan orang lain, kita secara tidak langsung menyatakan bahwa kita tidak memiliki kendali atas hasil yang terjadi dalam hidup kita.
Padahal, kunci untuk berkembang adalah mengambil tanggung jawab penuh atas setiap situasi yang kita hadapi. Kesuksesan pun tidak datang dari menyalahkan suatu keadaan, tetapi dari bertindak proaktif untuk memperbaiki situasi yang ada.
Execuse: Mencari Alasan untuk Tidak Bertindak