Wajah Penuh Topeng
Diawali perkenalan denganmu membuat hati nyaman. Berharap menjadi sahabat dalam duka dan suka. Namun sesudah beberapa hari berlalu kenyamanan itu berubah menjadi duka lara. Lembah kekelaman hadir setelah melalui musibah yang membuat aku tidak leluasa bergerak. Selarik kisah yang terbentang. Kisah kau dan aku tertulis di dalam buku kehidupan. Cerita yang sangat menyesakkan dada.
Aku menjadi ketergantungan kepada orang lain. Raga yang tak sempurna ini adalah awal dari rasa sakit yang mendera. Hati nyeri seperti ditusuk-tusuk sembilu. Secawan duka diberikan kepadaku. Tanpa ada aba-aba sekalipun. Seketika seperti hujan turun tiba-tiba. Dan aku tanpa persiapan basah kuyup.
Membuat jantung berhenti berdetak, sepersekian detik. Hanya tirta dari pelupuk mata disertai isak tangis tersedu-sedu. Beberapa hari bening-bening menetes di pipi tanpa ingin. Masih tidak mempercayai bahwa ini terjadi padaku. Berulang kali aku bertanya-tanya tapi jawabannya tak satupun yang membuat jiwa tenang. Rasanya seperti mimpi.
Kabut harapan seperti mengelilingi duniaku. Bersyukur lelaki yang diciptakan untuk menemani hari-hari selalu ada di saat aku bersedih. Bahunya yang kokoh tempatku bersandar dan melampiaskan segala rasa kecewa. Menenangkan jiwa agar berusaha tetap kuat dan tegar. Kata-kata bijak terucap dari bibirnya. Berhasil membuat aku , berangsur-angsur melupakan rasa sakit yang menggerogoti jiwa.
Berat rasanya, mengikhlaskan semuanya. Apalagi setiap hari harus bertemu denganmu. Ingin rasanya pergi sejauh mungkin dan tak kembali.
Menghindari wajah-wajah penuh topeng. Yang memiliki hati busuk dan serakah. Kisah kita merupakan awal yang sangat terburuk di tahun ini. Rasa sakit yang tak berdarah kelak berangsur-angsur pulih kembali. Lupakanlah semua rasa sesak di dada. Bersabar dan berdoa saat terpuruk di dasar lautan sedih.
Badai segera berlalu. Yakinlah sesuatu yang diambil dariku akan terganti berlipat-lipat ganda. Pelangi hadir ketika hujan telah berhenti. Begitu juga prahara yang melanda hidupku terakhir ini. Semua pasti berakhir, berujung bahagia.
Tetaplah kuat dan tegar. Allah selalu menopang segala perkara yang terjadi.
Tuhan tidak pernah tidur, Dia pasti menggenapi janji yang akan aku dapatkan nanti. Luka segeralah pulih.
Erina Purba
Bekasi, 04082022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H