Lihat ke Halaman Asli

Belaian yang Sangat Menyakitkan

Diperbarui: 22 Oktober 2020   07:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar artlinearsitek.com

Hujan gerimis setelah sore hari menjelang malam.

Ranto baru pulang narik angkot, dengan baju basah kuyup karena ketika di jalan menuju pulang hujan deras.

"Dinda sayang, aku pulang," Ranto memanggil bininya agar pintu segera dibuka.

"Iya Kanda sayang, tunggu! Aku datang,"Ruwetta membuka pintu, rambutnya masih dibungkus handuk sehabis mandi.

"Bajumu basah Kanda, segeralah mandi, tadi aku sudah siapkan air hangat di kamar mandi."

"Terima kasih Dinda sayang, kamu memang istri paling pengertian deh, "Ranto sambil menowel pipi sang bini.

Setelah mandi, makanan sudah tersedia di meja makan. 

"Enak nih Dinda, ada petei kesukaanku."

"Lagi murah, makanya aku belikan untukmu."

Mereka menikmati makanan yang sangat lezat dan sederhana, ikan teri disambal bersama sayur labu, ditemani petai. Setelah makan seperti biasa mereka mengobrol dulu, rumah sepi dan lengang, belum dikaruniai anak sudah lima tahun berumah tangga.

"Kanda, tadi ketika hujan deras, rumah ini sepertinya penuh dengan gaung musik, maklumlah plaponnya belum juga kita buat. Sepertinya uang tabungan yang dipegadaian sudah cukup membuat plafon.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline