Lihat ke Halaman Asli

Aku Menulis untuk Warisan ke Anak Cucu

Diperbarui: 19 Mei 2020   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar Dokri apk Pitu

Aku tahu saat ini takkan bisa kuraih bintang. Tapi dengan ketekunan dan kesabaran serta ketelatenan belajar terus menerus sampai aku bisa, sampai nanti aku mati aku pasti terus belajar. Aku takkan mau berhenti hingga sang maut menjemputku. Selagi Sang Pencipta Bumi memberikan aku kesempatan untuk menulis. Aku tetap semangat.

Saat ini banyak yang mengira aku hanya ilusi belaka. Masa sih dengan menulis bisa dapat duit. Tidak mengapa aku tidak membantah itu. Aku tetap menulis selagi ada waktu, selagi ide bercokol di memoriku yang semakin hari semakin padat ingin dituangkan di ruang- ruang yang pantas dan memberikanku upeti hingga timbul api semangatku.

Hanya dorongan api semangat yang berkobar-kobar aku mampu menggoreskan pena dengan tulisan yang bermanfaat untuk orang lain. Keinginanku kelak tulisanku menjadi warisan anak cucu. Tulisan- tulisanku tetap hidup dan harum dikenang sepanjang masa.

Tak lupa aku ucapkan kepada tulang rusukku yang selalu memberikan dorongan semangat dan waktu agar aku nyaman menggoreskan pena. Tak lupa juga aku mengucapkan terima kasih kepada teman- teman yang selalu ikhlas memberikan kritik dan saran untukku hingga aku bisa menulis.

Apalagi pertama awal aku menulis mengenal mereka lewat flatorm di tahun 2018. Sungguh sangat disayangi flatorm yang memberikan api semangat untuk menulis saat ini belum pulih. Masih berharap sih kelak suatu saat nanti flatorm itu hidup kembali.

Ternyata semakin hari semakin aku banyak membaca, menulis dan tak lupa berinteraksi lewat tulisan teman-teman membawa dampak positif bagi hidupku. Kini kegembiraan itu mulai terwujud lewat event- event kecil di grup penulis facebook. 

Ternyata aku bisa menulis, aku tidak percaya itu sejak pertama kali namaku terpampang masuk lima besar menulis puisi, kemudian masuk sepuluh besar. Semuanya atas Ridho-Nya. Aku tidak lupa selalu mengucap syukur.

Suatu saat nanti harahapanku menulis adalah bagian dari hidupku bahkan bisa mencukupi kebutuhan keluarga.

Sekian dulu ya.
Erina Purba
Bekasi,19052020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline