Ibadah puasa tahun ini sangatlah berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Ibadah puasa yang biasanya setiap hari ada tarawih tahun ini tidak kita temukan karena himbauan pemerintah agar sholat di rumah masing-masing untuk menghindari penyebaran virus Corona. Begitu juga agama yang lain.
Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman suku, agama dan ras. Keanekaragaman itu sungguh unik dan menarik. Terutama perbedaan menganut agama. Kerukunan umat beragama telah tercipta dari dulu sehingga sekarang.
Bulan Ramadhan sudah memasuki hari keempat belas, hari ini bertepatan dengan perayaan hari raya Waisak bagi umat Buddha. Perayaan tahun ini sama dengan umat agama lainnya. Merayakannya di rumah masing-masing melalui streaming YouTube . Perayaan dilakukan di rumah masing-masing karena keadaan sekarang mewabahnya virus Corona. Jadi untuk mengurangi penyerabaran virus perayaan yang seperti biasanya melibatkan banyak orang akhirnya dilakukan di rumah saja melalui ibadah online.
Perayaan Waisak dilakukan di candi Borobudur tahun ini dengan menerbangkan lampion. Lampion melambangkan doa dan harapan. Ini dipercaya oleh umat Buddha. Perayaan yang sangat unik dan menarik perhatian. Menerbangkan seribu lampion menghiasi angkasa. Lampion ini didatangkan dari Thailand untuk memeriahkan hari raya Waisak tahun ini. Lampion berukuran satu meter diterbangkan bersama-sama.
Lampion sangat indah di angkasa menerangi kegelapan melenyapkan kekhawatiran menghampiri kehidupan manusia di saat sekarang yang masih dilanda wabah Corona. Dengan menerbangkan ribuan lampion harapan dan doa umat Buddha agar kita segera terbebas dari virus yang mewabah. Semoga doa dan harapan kepada-Nya apa yang kita inginkan tercapai.
Selamat Hari Raya Waisak.
Terima kasih.
Erina Purba
Bekasi, 07052020
Sumber gambar dan tulisan: video Kompas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H