Lihat ke Halaman Asli

Keegoisan Menyebabkan Kecelakaan

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan, khususnya kecelakaan dalam berkendaraan. Banyak pihak sering kali mengeluhkan terjadinya kecelakaan akibat kelalaian orang lain dan aparat kepolisian, dan semua orang bisa saja merasakannya. Mulai dari pejabat tinggi, artis, masyarakat biasa, mahasiswa dan pelajar. Kecelakaan tidak hanya merenggut nyawa orang – orang yang berhati jahat, orang baik pun bisa mengalaminya.

Saat ini untuk menemui sebuah kecelakaan dalam berkendara itu tak terlalu sulit. Dari ring road sampai gang-gang bahkan jalanan kampus. Pengendara lebih mementingkan untuk cepat sampai tujuan daripada keselamatan, ditambah lagi belakangan ini cuaca sedang tak menentu. Hujan sering sekali jatuh tanpa memberi tanda sebelumnya. Sedangkan pengendara sudah diburu waktu. Keegoisan pun tanpa disadari melekat dalam diri. Tak mau tahu segala hal, sampai-sampai tak jarang bisa dijumpai di traffic light banyak orang yang tak sabaran menerobos lampu merah, dan lebih konyolnya lagi sudah tahu lampu masih merah pengendara menglakson ingin cepat jalan.

Dari data Kepolisian Republik Indonesia menyebutkan bahwa sepanjang tahun lalu jumlah korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia mencapai 31.234 jiwa. Kerugian ekonomi yang diderita akibat kecelakaan yang menelan korban jiwa mencapai Rp35,8 triliun. (http://www.tempo.co/topik/masalah/265/Kecelakaan-Lalu-Lintas )

Data diatas bukan lah alasan pokok kenapa kita harus berhati-hati dalam berkendara, melainkan kecelakaan terjadi bukan semata-mata karena kecerobohan orang lain tapi diri kita sendiri , dan harus diingat hidup hanya sekali dan kehidupan setelah mati tak ada yang tahu. Jadi ketika dijalan raya mari kita berbagi bersama dan berfikirlah orang lain juga punya kesibukan masing-masing yangharus kita hargai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline