aku kagumi dia karena dia adalah gulungan benang yang menemani hari-hariku merajut masa depan
aku lihati dia karena dia bak mentari di jelagat nirwana yang tersemburat hangat dalam dinginnya pagi
aku beri dia hati karena dia lihai menilik luka-luka kronis yang menggerogoti sanubari
kekagumanku
penglihatanku
keberianku
sobek dalam lengkung warna langit siang itu
lalu lalang penduduk bumi menatap angkuh pada serpihan daging yang terberai berkat sayatan halus dari bibirnya yang lembut
roh-roh semesta meggonggong pada jerit tangis, meminta untuk diredakan
jiwa-jiwa udara mengemis memohon pengampunan kepada awan yang mengusir hangat
siang itu, aku angkat tangan