Lihat ke Halaman Asli

Senyum Manis Legen di Senja Gunung Sari

Diperbarui: 6 Juli 2020   18:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Merebah senja kali ini paling nyaman JJS tipis-tipis, begtu anak muda jaman now. Memilih tujuan yang dekat tetapi pulang tetap membawa buah tangan khas. Menyapa dusun yang konon katanya memiliki putri pujaan yang cantik dan terkenal. Kecantikannya sampai membuat Buyut Rabu alias Abdul Syukur tokoh Sumenep jatuh cinta.

Konon bukit ini adalah sebagai 'udel' (tali pusar) dari jajaran gunung-gunung besar lainnya. Dari Semeru, Gumilir, Kembar 1 dan  2, Welirang, Arjuno, Anjasmoro, Panderman, sampai Gunung Kelud. Diambil dari nama Sang Putri Sari, Gunung Sari terkenal dengan minuman khasnya. "Legen", manis semanis dan secantik Putri Sari. Masyarakat dengan bahasa ibu berlogat madura kental. Maklum keturunan sang pasangan pembuka sejarah Gunung Sari.

Gunung Sari masuk Kecamatan Beji. Dari gerbang tol Gempol cukup ditempuh 15 menit.  Apalagi jalan beraspal memudahkan JJS sambil menikmati senja pembuka malam. Dusun yang dikelilingi oleh Pohon Bogor dari jenis Pakis.

dokpri

Pohon Bogor oleh masyarakat Gunung Sari sengaja dibudidayakan dengan dua pilihan. Jika pohon tersebut dipilih untuk diambil siwalannya maka selamanya pohon ini hanya bisa berbuah dan tidak bisa dimabil 'nira' nya atau air getah alias kita mengenalnya 'Legen'. Begitupun sebaliknya, jika pohon ini ambil niranya, maka jangan harap pohon ini bisa berbuah.

Khasiat legen dapat menghancurkan batu ginjal. Kabar baik ini saya dapat dari sesama pembeli. Diperkuat oleh si empunya kebun Pak Wasis, hampir 3/4 umurnya menggeluti dunia perlegenan.

Cukup dengan 12 ribu lima ratus, 1 1/2 liter dapat dinikmati. Seperti senja ini, legen baru saja diunduh. Nira diambil pada pagi hari dan sore. Nira keluar dari ujung-ujung sari bunga mengalir setetes demi setete menuju bumbung bambu yang ditautkan.

dokpri

Buah Siwalan 'sejina' atau per 10 buah cukup 20 ribu saja. Seperti legen, manisnya siwalan sebagai miniatur buah kelapa sangat segar dimakan. Apalagi jika buahnya masih muda, lembut dan segar. Tetapi jika kedapatan siwalan yang tua alias keras? Oo, jagan dibuang! Memang dimakan keras, dibuang sayang. Biasanya dapat kita olah menjadi dawet siwalan. Jika penasaran, Anda boleh googleing!

dokpri

Senja memang bisa dinikmati dimana saja. Pintu malam membuka harapan para masyarakat Gunung Sari dengan hasil bumi peninggaan sang putri. Berharap meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan buah tangan manis yang segar dan lembut. Selembut Sang Putri Sari di senja Gunung Sari.

dokpri




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline