Lihat ke Halaman Asli

Lestari Zulkarnain

Berusaha menjadi lebih baik di setiap moment dalam hidup.

Aku Ingin Pangeran

Diperbarui: 23 November 2022   09:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Ma, kenapa semua pria nggak ada yang mau denganku?" kataku pada Mama sembari tidur di paha Mamaku yang juga ikut rebahan. Semenjak SMP hingga kuliah, 'tak ada satupun pria yang mau menembakku (menyatakan cinta pada). Setiap kali aku mencintai laki-laki, pasti jawabnya sudah punya pacar. Adapula yang menjawab bahwa mereka tidak mau berpacaran. Entah, apakah itu benar atau hanya alasan mereka menolakku.

"Tananglah, Nak. Kamu nggak usah pacaran, nanti langsung saja ta'aruf. Dalam Islam, gak ada istilah pacaran, adanya pacaran setelah menikah," ujar mamaku menenangkan. Ia membelai rambutku ikalku yang hitam. 

"Tapikan Lily ingin merasakan kayak orang-orang. Malam minggu kencan, makan bersama di caf, nonton di bioskop dan lain-lain," ucapku sedih. 

"Lily nggak usah khawatir, jodoh sudah ditentukan dan nggak akan tertukar."

Mendengar penjelasan Mama, hatiku sedikit tenang.

Namaku Lily Ratna Putri. Aku tak seperti namaku, sebenarnya cantik itu relatif, tetapi aku tidak tahu dengan wajahku. Aku memiliki hidung mancung kedalam, gigi agak maju serta bermata bulat, mirip keturunan Afrika. Rambutku keriting dan berkulit hitam manis, tapi ilang manisnya tinggal hitamnya. Aku mirip dengan papa. Persis tidak jauh berbeda, sedangkan Mamaku sangat cantik dan pintar, bahkan menjadi super star di sekolah dan di kampusnya dulu.  

Mama dan papa dijodohkan oleh orang tuanya yaitu kakek. Berkat kepandaian Mama, bisnis Papa sangat maju. Mama yang mengendalikan bisnis, Papa yang memberi modal, sungguh pasangan serasi. Kini dari hasil bisnis Mama dan Papa, kehidupan kami sangat berkecukupan. Bahkan kalau dibilang, aku anak sultan. 

Sebagai wanita normal, aku ingin memiliki pasangan yang baik, terutama fisik mengingat fisikku yang di bawah rata-rata. Bukan aku menyalahkan Tuhan, tetapi begitu adanya. Banyak yang bilang seperti itu, tetapi hanya di belakang dan tidak berani langsung bicara padaku. Mereka takut karena melihatku sebagai anak orang berada. Yah, aku ingin memiliki suami yang tampan, tinggi, putih, berhidung mancung. Sempurna, tepatnya laki-laki sempurna, karena aku ingin memperbaiki keturunan. Orang bilang, fisik anak mirip bapaknya, dan karakter serta kepandaian anak, mirip ibunya. Oh ya, Tuhan memberikan anugerah kepadaku dengan kecerdasan, otakku seperti mamaku, cerdas!

Dari SD hingga kuliah saat ini, nilaiku selalu 100, kalau tidak salah, baru sekali aku dapat nilai 85, itupun pelajaran Bahasa Jawa. 

**

Suatu hari, genk fenomenal di kampusku mengadakan event nyeleneh. Namanya event cari jodoh, bahasa lainnya take me out! Acara ini hanya untuk kalangan mahasiswa, kampus tidak dilibatkan. Bahkan jika kampus mengetahui, pasti bakalan dibubarkan. Syaratnya sangat mudah, hanya membayar uang pendaftaran dan memberikan data diri tanpa foto. Tanpa pikir panjang, aku pun mengikuti event tersebut takut ditutup karena hanya dibuka untuk laki-laki 50 dan perempuan 50. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline