Lihat ke Halaman Asli

Makam Ketaq, Salah Satu Wisata Religi di Kab. Lombok Tengah

Diperbarui: 14 Juni 2016   09:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh : Eva Indah Lestari

[masyarakat sedang berziarah [1] [/caption]

Makam ketakq adalah pemakaman Tuan Guru Lalu Moh Soleh yang dijuluki Datuk Lopan yang dulunya memiliki pengaruh besar terhadap sejarah masyarakat Lombok. Konon memiliki sejarah panjang perjuangan para wali dalam memperjuangkan ajaran islam yang ada di pulau Lombok. Beliau meninggal dunia Tahun 1361 H ( 1942 M ) dalam usia 132 Tahun. Dan dimakamkan di pemakaman ketaq. Makak ketaq terletak di Dusun Lopan, Desa Monggas, Kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah, NTB.[2]

Makam ketak menjadi salah satu wisata religi di Kab. Lombok Tengah. Dari dulu sampai sekarang, makam ketaq tetap ramai pengunjung. Berziarah ke makam merupakan salah satu hal yang sudah ada sejak dulu sampai sekarang. Berziarah ke makam ketaq membuat kita tetap mengingat mati dan memngingat atau mengenang orang- orang yang yang dulunya berpengaruh dalam sejarah perkembangan islam di tempat kita.

Makam ketaq ramai dikunjungi oleh masyarakat khususnya masyarakat lombok tengah untuk berziarah. Jelang lebaran, makam ketak ramai dikunjungi oleh masyarakat untuk rekreasi atau berwisata. Selain rekreasi dan berwisata, pengunjung datanng berziarah ke makam ketaq untuk berdo’a. Masyarakat yang datang untuk berdo’a, melakukan do’a bersama dengan keluarga di dalam kuburan Tuan Guru atau Datoq Lopan. Mereka percaya bahwa, dengan memanjatkan do’a di makam orang sholeh , maka do’a mereka akan cepat dikabulkan dan tuan guru atau datoq lopan yang sudah meninggal akan ikut mendo’akannya.

Setelah berdo’a, mereka mencuci muka dengan air yang dicampur dengan kembang atau biasa disebut oleh orang lombok tengah dengan sebutan Rampe sebagai pelengkap. Pengunjung yang datang ziarah ke makam ketaq dari berbagi daerah. Masing- masing memiliki cara dan kepercaaan yang berbeda, tapi dengan tujuan yang sama.

[1] http://mataramnews.com/hukrim/itemlist/date/2013/7/images?start=10

[2]http://www.kompasiana.com/dashboard/write/570441d10d97736e0d660601

Sumber :

Safaro. 2014. Makam Wali Ketak,(Online), (http://alsafaroguidestourism.blogspot.co.id/2014/09/makam-wali-ketaq.html diaksses tanggal 16 Maret 2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline