Ungu bibirmu
dingin udara menusuk hingga tulang rentamu gemeretak
langit begitu kejam, pada pria beruban sepertimu
yang ditinggal orang tersayang
dibuang kehidupan..
.
Pak Tua, selalu senyum suguhkan
hidup menamparmu keras
pipimu kempis, rahangmu terbentuk jelas
dari keriput wajah
.
Apakah anak – anakmu mengingat engkau, Pak?
mengapa mereka tega membuang seseorang
yang mengasihinya sepanjang usia
bukan, bukan engkau yang salah Pak Tua!
.
Waktu akan menguji hati,
maka jaga hatimu, jangan ada dendam
atau kutuk atas mereka
namun, Pak Tua, rangkul anak – anakmu dengan doa
Tuhan, yang engkau cinta, akan mampu
mengubah segalanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H