Lihat ke Halaman Asli

Pedas Cabai Membakar Kulit

Diperbarui: 14 Oktober 2020   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : pexels.com

Semalam, aku tak bisa tidur. Jariku terasa gatal. Dalam keadaan seperti itu, mataku menangkap cabai yang tergeletak di atas meja. Tanpa pikir panjang langsung kuracik jariku dengan cabai tersebut. Sedang meracik cabai di jariku, aku berpikir jika jariku gatal lagi karena pedas cabai.

Awalnya tidak terasa pedas, hanya rasa gatal yang ingin segera digaruk. Namun kutahan keinginan menggaruk karena nanti jariku yang lain akan terasa pedas pula. Selang beberapa menit rasa pedasnya mulai menjalar, tapi tak begitu kuat. Aku segera tidur. Mungkin karena tertidur pulas, aku tak merasakan pedasnya sedikitpun.

Esok paginya, baru kurasakan pedasnya cabai tersebut. Sekitar pukul 9 pagi, jariku mulai terasa panas. Bukan hanya itu, rasa panas bercampur dengan rasa pedas dan perih. Tepat pada saat itu pula, aku sedang mengikuti kuliah online. Sesekali video zoom meeting kumatikan agar dosenku dan teman-temanku tidak melihatku mengerang kesakitan. 

Aku tak mampu menahan rasa sakit.  Pedas cabai yang membakar dari dalam jari dan perih di permukaan kulit membuatku pusing dan panik. Aku takut jariku melepuh. Ditambah lagi, telapak tanganku yang kanan sudah terasa dingin. Aku mencoba menghilangkannya dengan mengoleskan minyak kelapa, minyak tawon, namun tak kunjung pulih. 

Kucelupkan jariku ke dalam air mineral yang dingin, tapi hasilnya nihil. Sebelumnya, telah kucoba mencuci tangan dengan sabun dan membasahi jariku di bawah air keran, sama saja tak ada perubahan. Baru saja selesai membasahi tangan dengan air, pedasnya muncul kembali. Hal itu terjadi beberapa kali.

Kali terakhir, aku mengoleskan pasta gigi pada jariku. Pedasnya masih terasa. Aku mengerang kesakitan hingga akhirnya aku tertidur. Saat aku bangun, pedasnya sudah hilang. Bahkan yang tersisa hanyalah pasta gigi yang telah mengering.  Aku merasa lega. Hal lain yang mengejutkan ialah jariku yang gatal telah mengering. Meskipun begitu, aku jera. Rasa sakitnya sungguh menyiksaku. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline