Lihat ke Halaman Asli

Utang Menurut Bapakku

Diperbarui: 3 September 2020   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bayar utang / Photo by Karolina Grabowska from Pexels

Kemarin aku sempat berbincang dengan bapakku. Di sela-sela pembicaraan, aku sempat menyinggung utang. Pasalnya, aku ingin menulis topik pilihan Kompasiana tentang melunasi utang.

Aku pun melontarkan beberapa pertanyaan mengenai utang. Beginilah respon bapakku, yang akan kuuraikan di bawah ini:

Utang mempunyai konsekuensi 

Menurutnya, berutang berarti memiliki banyak konsekuensi. Salah satunya ialah kita tidak akan merasa tenang. Setiap saat kita akan memikirkan bagaimana caranya untuk mengganti uang yang kita pinjam. Uang yang kita dapatkan tak dapat kita pakai seluruhnya karena harus membayar utang yang ada.

Bilamana sudah waktunya membayar, maka kita harus segera membayarnya.  jika tidak, akan menjadi sebuah masalah. 

Pastikan beberapa hal ini sebelum berutang

Sebelum berutang, sebaiknya kita periksa dan tinjau dulu hal-hal berikut ini :

1. kebutuhan pokok

Seringkali kita berutang bukan karena kebutuhan pokok. Tujuan kita berutang bukan untuk memenuhi kebutuhan tapi, semata-mata hanya keinginan. Padahal, tak perlu untuk itu. 

Jika kita akan berutang, pastikan dulu apakah kebutuhan kita yang mendesak itu kebutuhan pokok ataukah tidak. Jika tidak, maka pending saja niatmu itu. Namun jika itu adalah kabutuhan pokok dan sangat mendesak, maka boleh saja. Asalkan uang tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan utama tersebut terlebih dahulu.

Biasanya, berutang untuk memenuhi keinginan belaka akan berakhir celaka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline