Di era persaingan global yang semakin ketat, kualitas produk menjadi salah satu faktor utama bagi kesuksesan penjualan produk. Konsumen semakin cerdas dan kritis dalam memilih produk sehingga perusahaan dituntut untuk menciptakan produk berkualitas tinggi yang memenuhi ekspektasi pelanggan. Kualitas produk bergantung pada Proses produksi yang berperan menjaga produk sesuai dengan spesifikasi dan ketetapan (Supriyadi, Ramayanti, & Roberto, 2017).
Salah satu metode yang berguna untuk meningkatkan kualitas dan mengurangi cacat produk adalah metode Six Sigma. Menurut Gaspersz, V. (2014), Six Sigma adalah metode yang dirancang untuk meningkatkan kualitas produk dengan target 3,4 kegagalan per sejuta kesempatan (DPMO). Prinsip dasar dari Six Sigma adalah perbaikan pada proses sehingga menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
Metode Six Sigma
Terdapat dua metode utama dalam Six Sigma, yaitu DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) dan DMADV (Define, Measure, Analyze, Design, Verify).
DMAIC
DMAIC berguna pada sebuah produk jadi ataupun produk yang masih dalam tahap proses. Apabila produk tersebut belum mencapai spesifikasi yang diinginkan oleh pelanggan maka penggunaan metode DMAIC merupakan metode yang tepat bagi produk.
- Define. Define merupakan langkah untuk menentukan sasaran. Tahap ini bertujuan mendefinisikan produk.
- Measure. Pada tahap ini terdapat pengukuran baseline kinerja dan kapabilitas proses sebagai perbandingan kinerja proses dengan spesifikasi (Trihendradi, 2006). Measure berfungsi untuk memberikan evaluasi berdasarkan tujuan.
- Analyze. Tahap analyze mengidentifikasi masalah berdasarkan analisis data yang dilakukan. Hal ini berguna untuk mengetahui faktor-faktor yang bersifat menghambat.
- Improve. Improve merupakan tahapan meminimalkan penyebab terjadinya kerusakan agar dapat meningkatkan kinerja proses.
- Control. Tahap ini berfungsi sebagai pengendalian terhadap proses secara kontinu untuk meningkatkan kapabilitas proses.
DMADV
DMADV berguna dalam perancangan proses baru dengan memanfaatkan berbagai perangkat kerja dan metode terbaik dalam perencanaan produk maupun proses.
- Define. Define merupakan langkah untuk menentukan sasaran. Tahap ini bertujuan mendefinisikan dan menjelaskan produk.
- Measure. Pada tahap ini terdapat pengukuran baseline kinerja dan kapabilitas proses sebagai perbandingan kinerja proses dengan spesifikasi (Trihendradi, 2006). Measure berfungsi untuk memberikan evaluasi berdasarkan tujuan.
- Analyze. Tahap analyze mengidentifikasi masalah berdasarkan analisis data yang dilakukan. Hal ini berguna untuk mengetahui faktor-faktor yang bersifat menghambat.
- Design. Tahap ini akan berfokus pada pengembangan dan pengoptimalan desain, serta perencanaan verifikasi desain.
- Verify. Pada tahap ini, terdapat verifikasi perancangan proses baru dan identifikasi keberhasilan implementasi.
Manfaat Six Sigma
Six Sigma mampu meningkatkan marjin laba dan memperbaiki kondisi keuangan dengan menurunkan tingkat kecacatan pada produk (Kibria, Kabir, & Boby, 2014). Selain itu, dengan meminimalkan kecacatan, Six Sigma dapat meningkatkan kualitas produk yang akan menyebabkan kepuasan pelanggan meningkat pula. Six Sigma juga mampu meningkatkan efisiensi pengoperasian. Bukan hanya bermanfaat di bidang manufaktur, tetapi metode ini juga bermanfaat di berbagai sektor lain, seperti perawatan kesehatan, keuangan, dan jasa.