Lihat ke Halaman Asli

Membangun Mindset Menabung dari Sekolah

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerakan

Kebiasaan menabung sudah sejak dulu disosialisasikan oleh pemerintah. Hal ini pun disosialisasikan mulai dari anak anak TK sampai orangtua. Karena dengan menabung berarti kita sudah mempunyai cadangan dana untuk masa depan, selain itu juga untuk membiasakan diri hidup sederhana dan terhindar dari hidup boros. Di sisi lain, dengan semakin banyaknya penabung maka pihak bank semakin banyak pula dana yang akan mereka putar. Sehingga keuntungan yang diperoleh pihak bank bisa lebih banyak.

Akan tetapi slogan menabung dari kecil menurut saya kurang mendapat suport dari pihak bank itu sendiri. Dan hanya menyediakan tabungan pelajar, yang tentunya cara menabung dan bertransaksi tidak jauh berbeda dengan tabungan buat orang pada umumnya. Padahal antara orang dewasa dan anak-anak banyak terdapat perbedaan. Sehingga minat anak-anak pada umumya sangat rendah untuk menabung di Bank, dikarenakan mereka harus jalan ke bank, mengisi formulir ini itu dan tanda tangan maupun prosedur menabung lainya. Pada saat saya SD hanya ada 2 anak saja yang menabung di Bank dari jumlah murid sebanyak 44 anak, pada saat SMP dari satu kelas berjumlah 33 orang hanya sekitar 8 orang saja yang menabung, saat SMAdari jumlah 33 siswa hanya sekitar 10 orang yang menabung di Bank, dan untuk saat saya kuliah memang sebagian besar hampir 100 % menabung di Bank, itupun karena tuntutan sekolah atau universitas yang mewajibkan mahasiswanya punya rekening di Bank.

Jika dilihat lebih jauh, setiap sekolah memang mengadakan tabungan pelajar namun pengelolaan sepenuhnya berada di pihak sekolah. Contohnya saya sendiri, sejak dari SD sampai SMA sudah ada tabungan sekolah, dimulai dari perbulan yang 1.000 pada saat SD, sampai setiap minggu minimal 5000 pada saat SMA. Jika dilihat dari nilainya memang kecil, akan tetapi dengan jumlah murid yang banyak tidak menutup kemungkinan dana yang bisa di ambil juga besar setiap bulanya dan yang terpenting adalah terbangunya sikap menabung sejak dini, terutama menabung di Bank.

Untuk itu pihak bank syariah bisa mengambil kesempatan ini sebagai salah satu social corporate responsibility kepada masyarakat melalui pembinaan menabung sejak dini dengan bekerjasama bersama pihak sekolah. Program yang dijalankan dapat berupa tabungan pelajar dimana pelajar tersebut tidak perlu pergi ke Bank untuk menabung akan tetapi cukup menabung di sekolah dengan minimum nominal yang tidak terlalu besar per bulanya misal Rp. 5000,- dana yang ada nantinya akan diserahkan ke bank melalui sekolah. Nah, biar image nabung di bank ada di sistem ini maka setiap siswa yang nabung nantinya akan diberikan account bank beserta bukunya, prosedur-prosedurnya pun sebisa mungkin disamakan dengan prosedur menabung di bank biasa. Sekali lagi yang membedakan adalah tempat menabungnya, jika menabung di bank biasanya harus pergi ke bank dulu, untuk sistem ini pelajar tidak perlu jauh-jauh ke bank namun cukup di sekolah.

Mungkin prosedur menabung di Bank tidak bisa langsung diterapkan di sekolah, terutama sekolah dasar. Dibutuhkan penyesuain secara bertahap untuk mensosialisasikan cara menabung di Bank, nah untuk SD mungkin ada beberapa prosedur yang perlu dihilangkan dengan tujuan menarik siswa untuk lebih intens menabung. Seperti harus mengisi formulir dan sebagainya, yang biasanya mengisi no rekening dan lain-lain, untuk siswa SD mungkin hanya di buat untuk mengisi nominal saja di dalam formulir. Nah untuk SMP dan SMA prosedur menabung mungkin sudah bisa diterapkan seperti prosedur menabung pada umumya.

Yang terpenting dari adanya program ini adalah pembangunan mindset untuk menabung di Bank sejak dini, bukan hanya suatu himbauan belaka yang belum tentu didengar. Tetapi adanya praktek langsung di lapangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline