Lihat ke Halaman Asli

Abdul Azis

Wiraswasta

Teorema Cinta

Diperbarui: 14 Oktober 2020   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri Sriardana

Malam kian larut, gulita semakin melekatkan kehitampekatannya pada dunia. Saat semua orang terlelap, Syaheela malah sibuk mengutak-ngatik ponselnya. Ia menuliskan sebilah diari pada aplikasi notesnya. Menuangkan segala gundah, merogoh sukma, meluapkan seluruh masalah yang dirasa.

"Aku belum pernah mengenal cinta. Aku janji, akan terus berada di posisi ini, males pacaran, males cinta-cintaan, nanti mau langsung nikah, dan bla bla bla ...." Syaheela mengetik sambil sesekali memicing-micingkan ponselnya.

Tak lama kemudian, ia memejamkan mata untuk merehatkan badan.

*** **
Fajar sudah bertengger di pelatarannya sejak tadi, sekarang sudah pukul delapan lewat lima menit.
"Syaheela, tolong belikan bumbu dan bahan masakan ke pasar yah, Nak," teriak bunda dari dapur.

"Iya, tunggu sebentar, Bun."

"Ini, belikan tomat, cabe, bawang, ikan, sama buah-buahan seger. Jangan lupa beli sayuran juga."

"Iya, Bun. Nanti Sya beliin semua."

Naik Bajaj menjadi alternatifnya ke pasar.

~Setelah mencapai pasar ~

"Bu, beli ini."
"Beli itu."
"Beli ...." bla bla bla ....

Ia menjinjing banyak kantong keresek penuh. Dengan tangan penuh belanjaan, ia mencoba merogoh kantongnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline