Lihat ke Halaman Asli

Abdul Azis

Wiraswasta

Aksara Mestika

Diperbarui: 6 Oktober 2020   19:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Mestika (pixabay.com)

Kawan kemarilah..
Guratkan aksara mestika untuk ku
Mari kita bersama
Melantunkan doa..
Dalam bait bait syair yang berbisik di dalam keheningan hati
"Di beranda jiwa"

Kawan lihatlah..
Aku telah siap berdiri
Melangkahkan kaki
Menaiki tangga
Berjalan menuju istana jiwa
Di taman keabadian
Dengan hati yang ceria

Melangkahlah kawan
Heningkan diri mu..
Kita cari makna cinta sejati
Yang tersurat
Yang tersirat
Dari dalam qalbu

Kita bangkitkan asmara
Yang menggelora
Dalam sunyi
Dalam rindu
Di dalam nafas yang seirama
Bersama hasrat yang menggebu

Pejamkanlah mata mu kawan..
"Dekap aku dalam sabda mu.."

Kita rasakan puisi indah
Yang mengalir dari dasar surga
Yang mengalir bagai embun air terjun
Bagai sebuah gelombang dalam gemuruh aksara laut biru..

Mari kita arungi bait bait aksara yang tergurat indah
Seperti yang tertulis pada mereka
Yang tertidur di dalam taman keabadian
Dalam kemulyaan

"Dalam aksara mestika sabda cinta"

Kediri, 06 Oktober 2020
Buah karya: Abdul Azis Le Putra Marsyah

Note:
Mestika/mes*ti*ka/ n 1 batu hablur yang sakti (terdapat dalam kepala ular, teripang, dan sebagainya); 2 batu permata yang berharga (seperti intan); 3 ki yang terelok; yang tercantik: elok sekali seperti -- gamat;laksana -- gamat, pb perihal kelakuan, atau tabiat, atau perkataan yang baik; (sumber dari kbbi.web.id)

Kesimpulan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline