Lihat ke Halaman Asli

Abdul Azis

Wiraswasta

Ironi Duka Jelita Paraf Yatim (Bagian 2)

Diperbarui: 1 Oktober 2020   14:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri abdul azis

IRONI DUKA JELITA PARAF YATIM (Bag 2)

3//
Kala itu
Sembilan sembilan
Bersiul riuh selamat datang
Kepada si mungil berparas ayu
Rimba paru-paru dunia

Akan tetapi
Di usia yang masih dini
Ia sudah harus menyandang yatim piatu
Karena ayahnya harus meninggal
Terkena tabrak lari akibat pusing mencari biaya persalinan

Sedangkan
Ibunya ikut menyusul
Kepergian ayahnya akibat pendarahan ketuban hasil melahirkan
Sehingga
Tak heran jika
Ia diberi nama
Jelita Paraf Yatim

4//
Di usia yang beranjak
Ia tumbuh menjadi gadis
Yang menarik di pelantaraan cakrawala
Rambutnya yang berurai ikal
Keriting panjang daun sagu bersanding
Warna kulit eksotisnya alam Papua ditambah dengan manis sunset wajahnya yang seteduh
Danau Sentani merupakan paket sempurna

Yang membuat barisan laki-laki
Selalu jatuh hati ketika beradu pandangan
Pertama kali

5//
Saban hari melesat laju
Berganti kalender tahun per tahun
Di bangku perkuliahan
Fakultas biru Abepura
Si Jelita Paraf Yatim
Menemukan hakikat sebenarnya
Sebagai agen perubahan untuk tanah airnya

Sehingga
Tiada hari yang sunyi
Dengan suara-suara idealisme darinya
Yang selalu ia kobarkan di depan
Gapura kawalan aparatur senjata

Kediri, 01 Oktober 2020
Buah karya: Abdul Azis Le Putra Marsyah

Puisi sebelumnya:

IRONI DUKA JELITA PARAF YATIM (BAGIAN 1)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline