Lihat ke Halaman Asli

Abdul Azis

Wiraswasta

Puisi: Sia-Sia

Diperbarui: 20 September 2020   19:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: instagram @rome_hidayat

Tangan lusuh berlumpur dosa
Tengadah mohon ampunan
Telinga pekak bernanah
Mata binal berbinar maksiat

Datang mengetuk jendela langit
Nafas-nafas bau bangkai meminta syurga gratis tanpa hisab
Raut wajah bercahaya najis
Suara lirih mengais ngais kasih NYa

Rusuk dibungkus daging busuk
Membungkuk di atas kubah kubah suci
Kaki berdaki dosa dilipat rapi agar karat maksiat tak terlihat
Peci putih hasil korupsi menutup uban-uban mengkilap

Menyesal tanpa ragu walau kalbu penuh debu
Datang menyampaikan hasrat agar bara menjauh darinya
Wajah wajah penuh dosa datang mengetuk pintu langit
Berpura pura insaf seolah olah tuhan tidak melihat

Berkacak pinggang di atas hamparan dosa
mencuri pahala di keramaian malaikat penjaga iman
Bersembunyi di balik dinding kebohongan dan jubah jubah munafik
Tangan berlumpur dosa tengadah
di bawah redupnya bulan
Menitip doa pada angin agar tembus ke kandil kandil aras

Benih penyesalan belum disemaikan
seperti menggantang asap

Kediri, 20 September 2020
Buah Karya: Abdul Azis Le Putra Marsyah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline