Lihat ke Halaman Asli

Abdul Azis

Wiraswasta

Percakapan Seluler

Diperbarui: 13 September 2020   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

WinNetNews

Sayang
Lewat jaringan seluler
Kita membacakan bait-bait rindu
Sebagai pelampiasan akan rasa kita yang tersiksa
Akan tetapi semuanya berubah menjadi aura dingin
Di awal kalimat hallo dalam gigilnya malam ini
Sehingga kopiku terminum dengan kalut
Tatkala aku mendengarkan kata-kata mulutmu
Yang bernada stigma
Pada diriku yang berada di sini

Sayang
Memang ku akui jarak ini kejam
Sehingga membuatmu berpikir aneh-aneh ke diriku
Tetapi, percayalah padaku
Bahwa aku tetap menjamin kesetiaan ini tetap awet
Sebab aku bukan pria labil
Yang tak punya komitmen pada suatu hubungan

Dan sayang,
Kau harus tahu sebuah realita
Yang bukan berniat menyombongkan diri
Bahwa banyak bidadari di sini
Yang mencoba mengetuk pintu hatiku
Namun, semuanya berakhir sia-sia
Karena aku menghargaimu sebagai kekasih
Yang membuat aku kembali berdiri
Dan menanggalkan selimut dendam masa silam

Sayang
Sudah saatnya kita mengakhiri suasana dingin yang tak wajar ini
Apakah kau mau paketan seluler terbuang cuma-cuma
Lantaran prasangkamu yang berlebihan
Yang membuat aku serba salah
Dalam berpijak dan bernafas

Ya aku paham
Prasangkamu ini tanda cinta
Tapi kau juga harus sadar
Bahwa aku tidak seperti yang kau maksud
Apa perlu aku menjadi bintang
Agar dapat kau lihat tiap malam
Sehingga membuatmu percaya bahwa aku tak pernah main-main

Sayang,
Segera benamkanlah cemberut mu itu
Apakah kau tak mau berbagi cerita
Tentang senja MONAS yang selalu kesepian
Tanpa ada sosokku di sampingmu

Tapi rupanya malam ini
Kau masih bersikap teguh
Akan prasangkamu itu
Baiklah,
Aku tak memaksa
Biarkanlah malam ini
Percakapan seluler kita
Berhenti di sini saja
Dan mungkin,
Aku akan menanti lagi
Percakapan seluler berikutnya
Yang penuh romansa serta manja bibirmu
Akan rindu pada belaian ku
Yang katanya kau adalah suatu berkat dari Kuasa

Daaa Sayang,

Tuuut tuuuuuut tut

Kediri, 13 September 2020
Buah karya: Abdul Azis (Le Putra Marsyah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline