Lihat ke Halaman Asli

Abdul Azis

Wiraswasta

Puisi: Balasan untuk Curahan Hati Kekasih

Diperbarui: 13 September 2020   16:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@Rome_hidayat / edit by: Abdul Azis

PUISI: BALASAN UNTUK CURAHAN HATI KEKASIH (pada puisi yang saya muat di Kompasiana sebelumnya)

https://www.kompasiana.com/leputramarsyah/5f5bb130d541df5f30313df2/curahan-hati-kekasih-aktivis

BALASAN UNTUK CURAHAN HATI KEKASIH

Puan
Aku mendengarkan keluh kesahmu
Akan sikapku yang dingin
Yang menjeratmu di bait-bait rindu

Puan
Kau harus tahu
Bahwa cintaku teguh setia untukmu
Tapi kau harus mengerti
Segala alibi-alibi yang ku katakan

Puan
Apakah kau melupakan satu hal
Bahwa aku mengetuk pintu hatimu
Dengan kesederhanaan
Yang tak menjanjikan kemesraan tiap hari
Sebab hidupku penuh dengan kejaran-kejaran intelegen

Puan
Aku mohon
Jangan kau membuat aku berdiri di papan ambigu
Antara kau Dan minoritas
Sebab di hatiku kalian adalah sesuatu
Yang ku cintai penuh khidmat

Namun, pahamilah
Bahwa hari ini minoritas adalah prioritasku
Perihal, barisan pemimpinnya
Adalah komplotan bangsat
Yang mengaku malaikat
Di tanah hampir sekarat

Puan
Jujur
Aku juga merindukanmu
Tapi aku harus belajar tahan hati
Sebab di balai minoritas
Meja makan selalu kosong
Lantaran selalu dicuri tikus-tikus got

Puan
Maaf
Aku tak bisa menuruti permintaanmu
Turut serta dalam perjuanganku
Sebab aku tak ingin rupa ayumu
Tersentuh sengatan listrik aparat
Yang memaksa mengakui tuduhan ngawur

Puan
Sabarlah dan bertahanlah
Aku pasti akan datang mengobati segala kerinduanmu
Tapi tidak untuk sekarang
Sebab dari bilik Jayabaya
Aku mendengar suara duka
Tentang korban ketidak adilan
Pencuri ayam dihukum lebih kejam tinimbang pencuri uang rakyat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline