Lihat ke Halaman Asli

Abdul Azis

Wiraswasta

Sajak Malam untuk Bunda

Diperbarui: 5 September 2020   23:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Dulu masanya rontok asam jawa
Untuk apa kurontokkan air mata?
Cepat larinya
Jauh perginya.
Biar ku bergrilya

Lelaki yang kuat biarlah menuruti darahnya
Menghunjam ke rimba dan pusar kota.

Tinggal bunda di rumah menepuki dada
Melepas hari tua, melepas doa-doa
Cepat larinya
Jauh perginya
Biar ku bergirlya

Telah kau bekali ilmu pengetahuan pendidikan keagamaan
Telah kau wariskan
dan sikap yang kau tanamkan
Dari indahnya keteladanan
Menjadi pelita; penerang kehidupan
Menjadi panduan; penunjuk jalan
Jalan manuju syurga yang didambakan
setiap insan

Bunda, anak lanangmu kini ingin bersimpuh
Padamu aku  mengaduh
Dari debar rindu yang kian bergemuruh
Beristirahat dipanggkuanmu ku keringkan peluh

"Nun dalam pikir terpikirkan akan Mim
Penantian selalu menunggu kedatangan
Menyemai rindu dalam kyusuk fanakan tahalli"

Tuturmu.


Buah Karya: Abdul Azis (Le Putra Marsyah)
Kediri, 05 September 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline