Dek, kulukis adamu lewat rindu
Pada dinding waktu,semua kata-kata kusemai sendu
Tiada lagi kumampu sebut bapakmu
Karena telah hilang bakal senyummu
Dek, aku tak bisa menyalahkan ibu
Yang selalu dandan menor bibir bergincu
Dan rok mini menebar nafsu
Hanya untuk membeli susu
Dek, kita ini keluarga melarat
Biar ibu bergrilya dalam hasrat
Kamar sepetak menjadi gelap pekat
Bercumbu geliat bersama lelaki konglomerat,
Kita harus kuat
Meski hina orang memandang adalah najis sekujur
Mereka tak tau betapa hati ibu telah hancur
Terlihat tangis sujud air mata bercucur
Dari sesal dosa yang berlumur
Dek, Ibu kita bukan benar-benar seoarang pelacur
Jujur.
Buah Karya: Abdul Azis (Le Putra Marsyah)
Kediri, 01 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H