Lihat ke Halaman Asli

Abdul Azis

Wiraswasta

Pesan Bapak kepada Calon Penyair

Diperbarui: 30 Agustus 2020   17:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Docpri: Abdul Azis le putra marsyah

Kupapah engkau tertatih melawan aspal dan kerikil
Kugendong engkau di bahuku seakan engkau terbang bersama burung mungil
Tangismu adalah caramu yang paling ampuh saat kau ingin sepatu baru
Tawamu adalah sinfoni nada yang menyejukan hati dan mataku
Tapi nak, maafkan bapak yang tak bisa membahagiakanmu meski untuk membeli susu

Nak duduk sini dekat bapak
Jangan kau menangis terisak lupakan sesaat semua hasrat yang bergejolak
Jadilah lelaki seperti bapak, berjiwa pemberontak
Lihat, warna muka bapak tak lagi sama dengan warna telapak

"Nak kalau kau sudah besar nanti, jadilah seorang penyair, tanpa kata melankolis, ayah mau kau menjadi penyair seperti om Wiji, berjuang demi rakyat meski tak digaji"

"Nak, bagi seorang lelaki yang lahir dizaman kolonial
janganlah engkau menjelma menjadi lelaki  modern
sebab kebebasanmu ialah segelintir kepalsuan
sebab engkau kawanan kijang terancam panah
kakimu tertakdir lahirnya darah"

Buah karya: Abdul Azis (Le Putra Marsyah)

Kediri, Penghujung Agustus




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline