Lihat ke Halaman Asli

Nyinyir! Bukti ketidakdewasaan Pengguna Internet di Indonesia

Diperbarui: 4 Desember 2017   19:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Free image from www.pexels.com

Era digitalisasi membuat masyarakat semakin mudah berkomunikasi satu sama lain tanpa terhalang jarak dan waktu. Apalagi sejak kemunculan media sosial, menjadikannya sebagai media yang paling banyak digunakan masyarakat untuk berkomunikasi.

Berbagai cara dilakukan oleh masyarakat untuk menyampaikan pendapat dan karyanya, seperti membuat tulisan atau video. Tak sedikit yang sukses berkembang dengan media sosial, sebut saja Raditya Dika yang memulai karirnya sebagai seorang blogger, atau Mimi Peri yang sukses dengan platform Instagram.

Ada gula ada semut, semakin sukses seseorang, semakin banyak juga yang mengkritik. Kritik bukan sembarang kritik. Kritik ini tidak membangun, kritik ini menjatuhkan, kritik ini mengumbar kebencian.

Saban hari berkeliaran di medsos, jumlahnya masif, komentar-komentarnya bikin hati pilu. Pembaca saja bisa mengurut dada, apalagi yang berkarya. Mereka ini biasa dipanggil haters.

Entah apa yang ada dipikiran mereka saat menulis komentar-komentar "nyinyirnya". Entah apa tujuannya, tapi satu hal yang pasti, haters bukan bawaan lahir. Ada sesuatu yang menyebabkan mereka berkembang biak dengan pesat. Mungkin kebiasaan?, atau cuma ikut-ikutan?. Sekilah tingkah polahnya mirip dengan orang yang belum dewasa.

Padahal, haters dengan komentar-komentar nyinyirnya itu tidak hanya berdampak negatif pada korban, tetapi juga bagi dirinya sendiri. Mereka mungkin belum tahu kalau perbuatannya dapat dituntut pidana berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), sedangkan bagi korban sendiri dapat mengakibatkan depresi, kecemasan, ketidaknyamanan, penurunan prestasi, hambatan interaksi sosial hingga kemungkinan upaya bunuh diri.

Mengkritik boleh-boleh saja, justru adanya kritik dapat menjadi salah satu hal yang membangun kedewasaan diri serta dapat menjadi pemicu semangat dari orang-orang yang berkarya di media sosial. Tapi nyinyir jauh berbeda dengan kritik. Nyinyir sama sekali tidak memberikan manfaat bagi siapapun.

Keep your thoughts positive because your thoughts become your words.

Keep your words positive because your words become your behavior.

Keep your behavior positive because your behavior becomes your habits.

Keep your habits positive because your habits become your values.

Keep your values positive because your values become your destiny

-- Mahatma Gandhi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline