Lihat ke Halaman Asli

GENTRUDIS PURBA

Pencari suaka di kala sunyi

Janji Tuhan

Diperbarui: 4 November 2020   01:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PRIBADI

Aku merasa sesuatu yang beda tentang ku
Yah beda,bedanya kenapa aku tidak bisa melupakan mu
Ketika aku sampai di puncak gunung yang tinggi
Semua terlihat hanya bayangan wajah mu

Aku berlari sejauh yang ku ingin kan
Ku arungi lautan bersama rindu ku
Ku tanya lagi ilalang yang goyang di hembus angin

Sombong,yah seperti malam yang berlalu dengan pagi
Aku ingin sperti ilalang yang goyang itu
Juga seperti malam yang sombong berganti pagi
Hingga sedetik pun aku tidak ingin mengingat mu

Tapi hati ini tidak bisa berbohong
Ia tetap aja beradu merindukan mu
Selalu ku mencoba membuka senyum saat kepergian mu

Tapi rasanya lara
Tidak bisa ku pungkiri hati yang sedih
Aku menangisi kepergian mu
Bodoh,..
Harus nya aku membenci yang meninggal kan ku
Tapi,aku berpulang pada diri ku lagi

Karna membenci mu,sama aja membenci diri ku sendiri
Lihat lah,.
Sejak kita berjauhan beberapa waktu yang lalu
Aku seperti seorang idiot yang teramat bodoh
Yang selalu saja berharap kembali yang sudah pergi

Aku belum bisa dan tidak rela kamu pergi
Dan berharap waktu itu kan kembali
Hahahah gila kan menurut mu?
Tapi tidak segila air mata yang selalu menetes ketika merindukan mu

Kamu pergi untuk sebuah ketenangan hati mu
Hal itu membuat ku teramat diam,sadar nya diri ini
Kalau ternyata ketenangan mu tidak lah di samping ku
Teruntu ku sayang,

Bila memang nanti kamu menemukan bahagia mu
Maka lihat lah bintang yang berhias di langit
Merekalah yang ikut merasakan ketenangan mu
Dan itu adalah janji tuhan,yah,janji tuhan

Tidak lagi aku mau menyalah kan siapa pun
Karena emang aku lah yang salah
Aku mencintai putri raja yang sekalipun ku dapat
Namun pasti ku akan tersingkir juga

Aku hanya manusia biasa yang berharap tuhan mengerti aku
Dengan nya aku belajar dan berubah
Tapi dia meninggal kan aku di jalan kebingungan
Yah,dulu aku terlalu tinggi  berhayal

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline