Lihat ke Halaman Asli

Leon ZE

Mahasiswa jurusan filsafat

Paradigma Ekologis

Diperbarui: 7 Desember 2019   10:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Masalah lingkungan hidup disebabkan oleh kesalahan perilaku manusia. Kesalahan perilaku itu disebabkan oleh kesalahan cara pandang atau paradigma berpikir. Karena itu, untuk mengatasi krisis masalah lingkungan hidup  dibutuhkan perubahan perilaku yang hanya bisa terjadi dengan mengubah paradigma berpikir.

Sebelum merubah paradigma atau pandangan itu baiknya kita melihat beberapa hal yang mendasari sebab masalah lingkungan hidup yang merusak jaringan relasi kehidupan manusia dan lingkungannya.

Pandangan Antoposentrisme

Pandangan ini menempatkan manusia dan kepentingannya sebagai pemilik nilai tertinggi dan paling penting. Pemenuhan tanggung jawab terhadap alam dilihat hanya sebatas kepentingan dengan manusia lainnya bukan tanggung jawab terhadap alam itu sendiri. Di pihak lain, pandangan ini juga bersifat instrumentalistik karena alam dilihat sebagai instrument atau alat untuk memenuhi kepentingan manusia.

Sifat yang mucul dari pandangan ini adalah ketamakan karena manusia hanya mengambil hasil alam tanpa pertimbangan akan kelestariannya. Karenanya pandangan ini terlalu dangkal dan sempit dalam memandang keseluruhan ekosistem, termasuk manusia dan tempatnya di dalamnya.

Masalah dari relasi ini menimbulkan masalah lingkungan hidup yang tak teratasi dan dalam waktu tertentu akan mengancam kedaulatan hidup manusia. Akar masalahnya adalah manusia sendiri yang tidak bertanggung jawab terhadap perbuatannya akan lingkungan alam. Rusaknya relasi tersebut menghancurkan hidup manusia itu sendiri.

Pembangunan Yang Materialistik

Sebagaimana kita ketahui, ideologi pembangunan yang materialistik selama ini telah mendorong proses-proses pembangunan yang luar biasa. Capaian pembangunan yang materialistik tersebut juga harus diakui membawa banyak manfaat bagi umat manusia dan peradaban dunia. Pada saat yang sama, capaian pembangunan tersebut harus diakui belum membawa kesejahteraan pada seluruh umat manusia.

Bahkan cenderung terjadi gap yang cukup dalam dan lebar antara mereka yang over consumption dan mereka yang under consumption. Pembangunan materialistik ini adalah salah satu bentuk dari antroposentis.

Pembangunan yang sedemikian mengeruk hasil lingkungan sampai pada titik tertinggi, tetapi efek yang ditimbulkan adalah berbagai masalah lingkungan hidup. Relasi kehidupan manusia dengan lingkungan dipandang hanya dari sisi ekonomis dan menimbulkan kesenjangan relasi moral.

Lemahnya Komitmen dan Konsistensi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline