Lihat ke Halaman Asli

leoni fico

mahasiswa

Penerapan Smart and Green Campus Saat Pandemi

Diperbarui: 8 November 2021   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setelah merebaknya virus COVID-19 yang menyerang banyak negara. Pelaksanaan protokol kesehatan semakin diketatkan. Keluar rumah sudah sangat rawan sehingga berbagai aktivitas mulai dilakukan secara daring di rumah. Mulai dari berkomunikasi, pemenuhan kebutuhan sehai-hari, dan aktivitas menuntut ilmu. Sejalan dengan ini, demi memenuhi kebutuhan, teknologi pun semakin pesat dikembangkan.

Bukan hanya teknologi, sistem-sistem pembelajaran pun berkembang mengikuti perkembangan teknologi. Dengan adanya pandemi ini, banyak sekolah dan perguruan tinggi di seluruh dunia yang menggunakan teknologi sebagai alat utama dalam menyampaikan ilmu dan sarana penghubung antar sesama. Disebabkan oleh pemberlakuan social distancing yang tidak mengizinkan adanya aktivitas yang melibatkan banyak orang di satu tempat yang sama.

Dengan penerapan teknologi marak digunakan, terbentuklah konsep smart campus yang banyak dimanfaatkan oleh perguruan tinggi. Smart campus sebenarnya sudah banyak diterapkan bahkan sebelum adanya pandemi COVID-19, namun dengan keadaan terbatas seperti sekarang ini, banyak perguruan tinggi yang berbondong-bondong mengevaluasi mengenai konsep smart campus yang telah diterapkan di kampus mereka masing-masing.

Konsep smart campus dapat didefinisikan sebagai konsep kampus yang menerapkan perkembangan teknologi dalam keseharian/aktivitas sivitas akademika. Mulai dari presensi kehadiran, pemberian materi, penugasan, dan ujian. 

Oleh karena itu, banyak digital platform yang dibuat untuk keberlangsungan konsep ini. 

Seperti e-learning, zoom, g-meet, google classrom, dan masih banyak lainnya yang dibuat oleh masing-masing kampus. Contoh perpustakaan online, tempat untuk belajar bahasa asing, layanan ijazah, layanan transkrip nilai, dan lain-lain.

Tentu penggunaan teknologi dan stay at home merupakan salah satu usaha yang baik untuk keselamatan banyak orang dari virus COVID yang tengah menyebar. Namun penggunaan teknologi sebagai langkah kampus pintar saat stay at home pun dapat memberikan dampak tersendiri. 

Awalnya banyak yang senang dan mengira pandemi akan membuat kita beristirahat dari lelah dan kacaunya aktivitas sehari-hari, namun kondisi makin memburuk. Libur yang berawal hanya dua minggu jadi berbulan-bulan demi keselamatan bersama.

Jika berbicara melalui sisi psikologis, era pandemi ini sangat mempengaruhi kejiwaan banyak orang, bukan hanya dilingkup pelajar namun juga pekerja yang diwajibkan menggunakan sistem teknologi di dalam urusannya. Tidak dipungkiri manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan interaksi sosial antara sesamanya. 

Berkurangnya interaksi sosial langsung menyebabkan terganggunya psikis seseorang karena terus berada di rumah dan hanya berinteraksi di depan layar.

Salah satunya yaitu istilah zoom fatigue yang mencul saat-saat pandemi seperti ini. Istilah ini didefinisikan sebagai kondisi seseorang yang mengalami rasa lelah, cemas, dan khawatir dikarenakan interaksi tatap layar alih-alih tatap muka secara langsung. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline