Lihat ke Halaman Asli

Putu Leong

Mahasiswa

Perdagangan Manusia di Indonesia: Peran International Organization of Migration (IOM)

Diperbarui: 2 Agustus 2023   00:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

International Organization for Migration (IOM) memiliki peran penting dalam memerangi perdagangan manusia di Indonesia. Dalam upaya tersebut, IOM bekerja sama dengan pemerintah, PBB, organisasi global, dan non-pemerintah, sektor swasta, serta mitra pembangunan. Mereka mengambil pendekatan komprehensif dalam menangani perdagangan manusia, yang mencakup pencegahan, perlindungan, dan penuntutan. Sejak pertengahan 1990-an, IOM dan mitranya telah memberikan perlindungan dan pertolongan kepada hampir 100.000 korban perdagangan manusia, termasuk laki-laki, perempuan, dan anak-anak. 

Korban ini dieksploitasi dalam berbagai sektor, seperti eksploitasi seksual dan tenaga kerja, perbudakan atau praktik serupa perbudakan, perbudakan atau pengambilan organ tubuh, pertanian, perikanan, pekerjaan rumah tangga dan hotel, eksploitasi seksual komersial, pornografi, pengemis, konstruksi, dan industri. IOM bertujuan untuk mendukung pemerintah, organisasi masyarakat sipil, organisasi internasional, dan sektor swasta dalam memerangi perdagangan manusia dengan membangun kapasitas. 

Dukungan tersebut meliputi memperkuat kebijakan dan prosedur untuk identifikasi, rujukan, perlindungan, dan pertolongan bagi korban perdagangan manusia, penyempurnaan peraturan perundang-undangan anti perdagangan manusia, serta layanan konsultasi untuk entitas sektor swasta yang ingin menghilangkan eksploitasi dari operasi dan rantai pasokan mereka. IOM menyadari bahwa perdagangan manusia merupakan kejahatan transnasional yang merupakan bagian dari kasus pelanggaran keimigrasian. 

Oleh karena itu, IOM tidak dapat bekerja sendiri dalam memerangi perdagangan manusia. Mereka membutuhkan dukungan dari pemerintah negara anggotanya dan lembaga swadaya masyarakat untuk bekerja sama dalam melawan perdagangan manusia.

Dalam upaya mereka, IOM fokus pada teknik implementasi, seperti memberikan hak kepada korban yang telah diperdagangkan dan dipaksa bekerja. Selain itu, mereka juga aktif terlibat dalam kampanye untuk menyebarkan informasi tentang tindak pidana perdagangan manusia kepada masyarakat guna mencegah korban baru terjebak dalam kejahatan tersebut. Selain itu, IOM berusaha melindungi korban perdagangan manusia dengan memberikan berbagai kemudahan, seperti pendampingan untuk mengatasi trauma yang dialami oleh korban dan memberikan fasilitas pengembangan keterampilan atau pendidikan kejuruan untuk membantu mereka dalam menghidupi diri setelah dipulangkan ke negara asalnya.

Sebagai organisasi internasional, IOM memainkan peran sebagai instrumen bagi pemerintah negara anggotanya untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan kebijakan luar negeri mereka. IOM menyediakan sarana kerjasama yang menguntungkan bagi negara-negara anggotanya dan menjadi saluran komunikasi antara pemerintah untuk memecahkan permasalahan jika terjadi konflik.

Berdasarkan teori organisasi internasional, IOM memenuhi kriteria sebagai organisasi global yang dibentuk berdasarkan kesepakatan antara anggota dari berbagai negara. IOM memiliki tujuan untuk mengejar kepentingan bersama, yaitu memerangi perdagangan manusia. Mereka juga memiliki sekretariat pusat yang melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan bersama dengan anggotanya.

IOM juga memenuhi beberapa tujuan organisasi internasional menurut Harold Jacobson, seperti menyajikan informasi yang berkaitan dengan kepentingan anggotanya, menetapkan standar perilaku dan norma, menetapkan aturan yang mengikat bagi anggotanya, dan bertindak sebagai pihak yang memberikan layanan dan program kepada anggotanya. Sebagai organisasi internasional, IOM juga masuk dalam kategori antar pemerintah (international governmental organization) karena dibentuk atas dasar perjanjian pemerintah negara anggota. 

Dalam konteks ini, IOM telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia sejak tahun 1979 dan beroperasi pada tingkat persetujuan. Dengan bantuan IOM, pemerintah Indonesia dapat mengidentifikasi dan memberikan pertolongan kepada korban perdagangan manusia, termasuk layanan medis, konseling, pemulangan, tempat tinggal, pertolongan hukum, dan pendidikan. IOM telah berhasil membantu korban perdagangan manusia dari tahun 2015 hingga 2018 dengan konsep organisasi global yang dapat dikatakan tercapai, yaitu dengan memastikan tugas organisasi global adalah kerjasama yang menguntungkan bagi semua pihak.

Dalam kesimpulannya, IOM merupakan contoh nyata organisasi internasional yang berperan dalam memerangi perdagangan manusia di Indonesia. Dengan bekerja sama dengan pemerintah, PBB, organisasi global dan non-pemerintah, sektor swasta, serta mitra pembangunan lainnya. Dengan bekerja sama dengan pemerintah, PBB, organisasi global dan non-pemerintah, sektor swasta, serta mitra pembangunan, IOM berhasil memberikan perlindungan dan pertolongan kepada ribuan korban perdagangan manusia di Indonesia. 

Selain itu, IOM juga berperan dalam mengumpulkan data valid mengenai jumlah kasus perdagangan manusia di Indonesia dari tahun 2015 hingga 2018 dan membantu memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pengumpulan data yang dilakukan oleh IOM sangat penting karena memberikan pemahaman tentang skala permasalahan perdagangan manusia di Indonesia. Data-data tersebut dapat digunakan sebagai dasar bagi pemerintah dan organisasi lainnya untuk merancang program dan kebijakan yang lebih efektif dalam memerangi perdagangan manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline