Lihat ke Halaman Asli

Kebohongan dan Pemulihan

Diperbarui: 9 Desember 2017   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Orang yang suka berbohong panjang umur tapi langkah hidupnya sempit. Pinocchio seperti anak-anak kecil lainnya memiliki suatu kehendak akan kenakalan. Dalam psikologi anak tingkah kenakalan yang berlebih biasa disebut dengan istilah delikuensi.

Delikuensi ini biasanya tergambar oleh perilaku suka memukul tanpa alasan yang jelas, suka mencuri, dan juga berbohong terutama kepada orang tua dan guru. Gejala delikuensi pada anak adalah bentuk kenakalan yang tak wajar. Biasanya dilakukan berulang-ulang dan gejalanya sudah menetap selama 3 bulan atau lebih. Kenakalan Pinocchio yang suka berbohong membuat hidungnya bertambah mancung. 

Kalau mau diartikan orang yang berhidung pesek itu jujur juga tidak apa-apa. Sah-sah saja. Awas, jangan perhatikan hidung sendiri saat membaca esai ini. Hidung mancung Pinocchio bisa diartikan sebagai suatu simbol yaitu usia yang panjang atau mungkin bisa saja suatu hal yang lebih spesifik lagi yaitu kesempatan. Jika saya diperbolehkan untuk menggunakan simbol ini. 

Di dalam novel The Adventure of Pinocchio ada satu kutipan percakapan seorang peri dan Pinocchio. Peri itu berkata : "Lies, my dear boy, are found out immediately, because they are of two sorts. There are lies that have shorts legs, and lies that have long noses. Your lie, as it happens, is one of those that have a long nose." Pinocchio pada akhirnya tau apa yang harus dicarinya dan ia pulih. Pinocchio termasuk karakter fiksi yang beruntung karena ia diberi kesempatan.

 Ya, kesempatan. Coba bayangkan jika Carlo Collodi menulis setiap kali Pinocchio berbohong, kakinya memendek. Untungnya Carlo Collodi masih berbaik hati, ia tak sekejam pengarang-pengarang lain yang suka mengakhiri hidup karakter buatannya dengan cara yang mengenaskan. Langkah hidup Pinocchio masih diberi jalan yang lebih leluasa untuk menjadikan dirinya manusia sesungguhnya, bukan cuma boneka mainan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline