Lihat ke Halaman Asli

Arwah yang Terpendam

Diperbarui: 6 Oktober 2024   18:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Di sebuah sekolah yang bagus, hidup seorang siswa bernama Arhan. Dengan ayahnya yang memiliki sekolah itu, Arhan merasa berkuasa dan tak terkalahkan. Ia membentuk sebuah geng yang terdiri dari anak-anak yang sama-sama berminat membuat hidup siswa lain menjadi sengsara. Salah satu target mereka adalah Ari, siswa baru yang tampak culun dan berbeda dari yang lainnya.

Selama dua tahun, Ari menjadi sasaran perundungan yang tak kunjung selesai. Arhan dan teman-temannya akan mengolok-olok penampilan Ari, merobek-robek buku bukunya, dan kadang-kadang bahkan melukainya fisik dan mental. Ari merasa terjebak dalam kegelapan, tidak ada tempat untuk bercerita dan tidak ada seorang pun yang berani membela dirinya. 

Kemudian Aei mengambil keputusan yang tragis, yaitu mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Di malam yang kelam, dengan hati yang penuh rasa sakit dan kesedihan, Ari menuliskan surat perpisahan. Ketika berita kematiannya menyebar di sekolah, banyak yang bersedih, tetapi Arhan hanya merasa lega. Ia tidak lagi harus melihat muka Ari yang menyedihkan.

Namun, pada saat malam hari sesudah kematian Ari, sesuatu yang aneh mulai terjadi. Arhan mulai diteror oleh arwah Ari, yang seolah-olah mengikuti setiap langkahnya. Suara-suara aneh dan bisikan penuh kemarahan selalu menghantui tidur Arhan. Teman-temannya mulai menjauh, merasakan aura negatif yang mengelilingi Arhan. Mereka tidak lagi berani bersamanya, takut akan sesuatu yang tidak mereka mengerti.

Selama tiga bulan, Arhan hidup dalam ketakutan. Dalam mimpinya, Ari muncul dan menunjukkan betapa sedihnya jiwa yang disakiti oleh Arhan. suara Ari terus bergaung dalam benaknya, membuatnya semakin tertekan. Arhan menjadi semakin kurus, tidak lagi peduli pada posisinya di sekolah, kehilangan kendali atas dirinya.

Akhirnya, dalam kondisi yang sangat parah, Arhan terjatuh dari tangga sekolah dengan kondisi yang sangat parah. Ketika semua orang berlarian menolong, Arhan menghela napas terakhirnya. Siswa-siswa di sekolah itu kemudian dihadapkan pada kenyataan pahit bahwa tak ada yang bisa mengakhiri siklus perundungan. 

Dari cerita ini kita belajar. Setiap tindakan memiliki konsekuensi. Mari, cegah dan berhenti untuk melakukan perundungan! 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline