Lihat ke Halaman Asli

Berani Malu

Diperbarui: 5 Oktober 2021   00:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Hai bagaimana kabarmu? semoga baik-baik saja, tetap sehat dan selalu waspada terhadap pandemi ini. Patuhi prokes, jaga diri, dan jaga keluarga. Tak terasa kita sudah memasuki hari Senin pertama di bulan Oktober ini, apa artinya? kita dituntut untuk bisa mengerjakan tugas serta tantangan yang belum terselesaikan. 2021 tersisa kurang dari 90 hari lagi, sebentar lagi akan berganti tahun, kejar mimpi yang ditargetkan di tahun 2021 ini, seandainya belum bisa setidaknya usahakan untuk mendekati target tersebut, supaya tahun 2022 tidak harus memulai dari nol lagi.

Berkaitan dengan mimpi itu, ada satu permasalahan mengapa orang seringkali sulit menggapainya dan mewujudkannya. Bagi saya ada alasan yang cukup mengikat seseorang, yaitu mereka tidak berani malu. Ketika kita ingin mengejar sesuatu namun tidak berani malu maka hasilnya akan mengikuti juga. Namun kebanyakan orang di Indonesia ini kebanyakan teori namun tidak ada prakteknya karena malu. 

Banyak orang dipengaruhi oleh pikiran mereka sendiri, banyak yang dibunuh oleh pikiran sendiri, padahal belum tentu apa yang dipikirkan akan benar-benar terwujud. Kita ambil contoh sederhana, ini sudah menjadi problema klasik di Indonesia, banyak mahasiswa di Indonesia yang malu bertanya kepada dosen, karena mereka beranggapan jika bertanya dianggap tidak memahami maupun tidak menyimak apa yang disampaikan dosen. Padahal dosen pun akan senang jika mahasiswa mau bertanya asalkan pertanyaannya berbobot dan sesuai dengan konteks yang diajarkan.

Ada lagi orang yang ingin berbisnis namun mereka malu untuk menjual brand mereka, bagaimana mau cuan jika malu memasarkan brand milik sendiri. Kita tahu banyak orang yang tidak percaya diri, namun saya berpikir jika tidak percaya diri terus kapan akan majunya. Apakah jika kita bertanya atau memasarkan brand yang dijual akan merugikan orang lain? jawabannya tentu tidak akan merugikan orang lain. Jika alasannya tidak berani malu karena dianggap sok cari perhatian, ya biarkan saja. Orang berpikir seperti itu karena mereka merasa sudah pintar dan tidak perlu lagi mendapatkan ilmu. 

Mulai sekarang beranilah malu, tetapi dalam artian yang positif loh bukan yang negatif. Percayalah bahwa kalau berani malu itu ga ada salahnya, toh yang malu kan dirimu tidak merugikan orang lain juga, jadi untuk apa takut malu. Malu karena telah mencoba lebih baik daripada tidak pernah mencoba sama sekali. Lihatlah orang-orang sukses, apakah mereka malu dalam membranding diri mereka? mungkin awalnya, namun karena sudah terbiasa itu sudah bukan menjadi perkara lagi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline