Lihat ke Halaman Asli

Jurnalisme untuk Perdamaian

Diperbarui: 12 Desember 2019   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Indonesia sedang tidak baik-baik saja.  Munculnya demonstrasi oleh mahasiswa, juga gejolak dari daerah yang sedang berkonflik, menjadi refleksi bagi kita semua akan pentingnya menahan diri dan memperjuangkan keadilan, demi mengembalikan kedamaian serta ketentraman di Negara kita. 

Panasnya suasana yang timbul akibat permasalahan-permasalahan yang terjadi belakangan ini, menjadi pemantik dari perpecahan yang seharusnya kita hindari. Tak hanya oleh aparat dan pemerintah, suasana damai menjadi tanggung jawab bagi kita semua untuk terus dijaga termasuk ketika sedang menyuarakan keadilan.

Demonstrasi besar-besaran yang sedang terjadi mengingatkan kita akan perjuangan masa lalu dalam meraih reformasi. Kembali hari ini kita menghadapi hal tersebut. 

Perkembangan zaman membuat perbedaan dalam upaya meraih demokrasi saat ini. Di mana semua orang memiliki media sosial masing-masing yang menjadikan perputaran informasi menjadi jauh lebih masif. Tentunya akan menjadi peluang bagi pihak-pihak yang tak bertanggung jawab untuk memanfaatkan momentum ini. Maka itu, disinilah peran media massa yakni pers menjadi penting dalam mengawal kepentingan masyarakat luas.

Jurnalisme damai merupakan suatu kunci dalam upaya menghadirkan kedamaian dan situasi yang kondusif bagi masyarakat. Beberapa media massa baik resmi maupun bukan, dewasa ini cenderung banyak terjebak dalam menyebarkan informasi yang memiliki realitas hitam atau putih, kalah atau menang, juga salah atau benar, dalam mengungkap fakta. Walau tidak bisa kita pungkiri bahwa berita yang bernada konflik atau perpecahan cenderung ramai oleh pembaca.

Berita tentang konflik yang terus menerus diterima oleh masyarakat, mampu mempengaruhi opini dan cara pandang masyarakat dalam memandang realitas. Kekerasan, cara-cara represif  kemudian akan dianggap menjadi hal "biasa" dan lumrah dilakukan dalam menangani problematika. Sebaliknya sebuah berita yang berisi gagasan resolusi atas konflik, juga mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat untuk mencari jalan damai dalam setiap permasalahan.

 Di dalam buku Sembilan Elemen Jurnalisme karya Bill Kovach dan Tim Rosentiel, terdapat 9 elemen, yang salah satunya menerangkan bahwa kewajiban pertama jurnalisme adalah kebenaran. Fungsi inilah yang menjadi vital bagi masyarakat demi mendapatkan sumber informasi yang dapat dipercaya. Disinformasi menjadi sesuatu yang fatal apabila diterima oleh khalayak ramai. 

Belum lagi munculnya berbagai akun media sosial tak bertanggung jawab, yang menjadi agen penyebaran hoax untuk menggiring opini masyarakat luas. Maka dari itu, berlaku bijaksana dengan tidak sembarang menyebarluaskan informasi menjadi penting. Sikap kritis sangat diperlukan khususnya bagi kita yang dalam beberapa waktu dekat akan karna terpapar banyak informasi.

Elemen jurnalisme lainnya yakni loyalitas pertama jurnalistik adalah kepada masyarakat. Hal ini mutlak, sebab sebaik-baiknya pemberitaan, adalah berita yang membawa manfaat dan menjadi solusi dari krisis ditengah masyarakat. Dengan mendapat kepercayaan dari masyarakat, media akan dipandang kredibel dalam memberi informasi yang benar.

Jurnalisme damai merupakan pilihan utama untuk diterapkan saat ini. Yakni sebagai upaya mendinginkan suasana dan ketegangan yang terjadi dalam demonstrasi atau konflik. Suasana yang damai menjadi penting, karna dalam proses demokrasi, dibutuhkan keberanian dan kenyamanan dalam menyuarakan pendapat. Perpecahan juga harusnya dapat kita hindari dengan sikap menahan diri demi kepentingan bersama. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline