Lihat ke Halaman Asli

Leny Wulandari

Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember

KKN BTV 3 UNEJ: Peran Labelisasi dan E-commerce terhadap Perkembangan UMKM Minuman Jamu Tradisional

Diperbarui: 31 Agustus 2021   12:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kabupaten kediri merupakan penyumbang PDRB yang cukup tinggi bagi Indonesia hal ini terjadi karena banyak industri dan juga umkm yang berada di kabupaten kediri. Mayoritas penduduk di kabupaten kediri memiliki mata pencaharian sebagai pedagang dan juga ada petani dan sektor-sektor lainnya. 

Hal ini menyebabkan peningkatan perekonomian semakin meningkat. Namun sejak Pandemi Covid-19 datang di kabupaten kediri memberikan dampak buruk pada keberlangsungan kehidupan ekonomi khususnya bagi pelaku UMKM. 

Adanya pandemi ini mengakibatkan banyaknya UMKM yang merugi dan tidak banyak juga yang berusaha untuk tetap bangkit kembali dengan melalukan berbagai hal untuk meningkatkan penjualan. 

Tetapi tidak pula banyak masyarakat yang memilih untuk menutup usaha nya karena modal usaha semakin lama semakin menipis,selain itu ditambah lagi banyak yang belum mengetahui teknologi digital untuk pemasaran. 

Pelaku UMKM yang belum memahami cara pemasaran produk secara digital, mulai dari pemfotoan, perancangan iklan, hingga publikasi produk di platform digital.

Seperti pada lokasi KKN di desa sekoto kecamatan badas ini, karena adanya pandemi pendapatan di berbagai UMKM terus mengalami penurunan ditambah Adanya kebijakan jaga jarak dan tetap dirumah  membuat   pasar   konvensional sepi peminat, perlunya strategi untuk meningkatkan penghasilan bagi UMKM, Para mahasiswa universitas jember terjun kelapangan untuk memberikan pelatihan serta sosialisasi yang diharapkan dapat membantu UMKM yang terdampak karena pandemi covid-19. 

Di lokasi saya dengan umkm minuman jamu tradisional, pemilik usaha berpikir jika di masa pandemi peluang usaha akan meningkat karena adanya kebutuhan akan nutrisi bagi kesehatan dengan meminum jamu tetapi malah sepi peminat di karena kurangnya pengetahuan pemasaran dimana, pelaku  UMKM jamu tradisional hanya menjual produk mereka pada tempat- tempat wisata, toko tertentu,  hingga  warung  di  setiap  desa. 

Hal  ini menunjukkan  bahwa  sistem  pemasaran  produk mereka masih mengandalkan sistem konvensional. Sebagai tindak lanjut dari permasalahan    dan    potensi    strategi    yang efektif bagi pelaku UMKM menghadapi masa pandemi  Covid-19. 

Dengan meyakini bahwa  pemasaran    secara    digital    dapat membantu   meningkatkan   omzet   penjualan pasar  secara konvensional  di  tengah  situasi pandemi.

Model pemberdayaan pelaku UMKM dilakukan melalu digital marketing sesuai dengan karakteristik pelaku UMKM dan situasi pandemi Covid-19. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline