Lihat ke Halaman Asli

Cuci Otak Yuuk..

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_107898" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi"][/caption] Beberapa minggu belakangan ini, media sering memuat berita tentang dugaan praktik cuci otak yang dilakukan oleh kelompok NII (Negara Islam Indonesia). Katanya sasarannya adalah mahasiswa, dimana-mana ada berita mahasiswa hilang. Bahkan tidak hanya mahasiswa, setiap orang hilang pun dikaitkan pada NII. Katanya lagi setelah dicuci otaknya mereka tidak ingat pada keluarga, menentang keluarganya, kabur dari rumah, melakukan kejahatan yang hasilnya (lagi-lagi) katanya untuk "menebus" dosa. Saya kok agak bingung ya, sepengetahuan saya yang namanya kegiatan mencuci itu kan membersihkan sesuatu yang kotor hingga menjadi bersih kembali, misalnya mencuci baju dengan detergen, mencuci piring dengan sabun colek, mencuci rambut dengan sampo. Lah ini kok malah setelah otaknya dicuci, jadi seorang kriminal, pembangkang, jai tambah "kotor" kan? Kegiatan itu harusnya dijuluki meracuni otak bukan mencuci otak, kalau mencuci otak itu lakukan dengan kegiatan-kegiatan keagamaan. Agar pikiran menjadi lebih tenang lagi, menjadi lebih jernih tanpa ada kotoran seperti iri, dengki, rakus, tamak, kikir dan kotoran lainnya. Jadi tak ada salahnya kan bila kita mulai rutin mencuci otak kita, untuk hidup yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline