Lihat ke Halaman Asli

Aku Rindu Binal

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

begitu datar begitu seragam begitu hambar * kata orang heterogen yang lain bilang kompleks bahkan ada yang bilang komplikasi akut * bagiku kota ini begitu kaku aku baru sadar, ternyata pada titik tertentu keteraturan begitu membosankan pohon, rumput, ilalang, tanaman rambat, mereka semua hiasan. yang sengaja dibuat diatur, dan kaku * dalam kota yang begitu luas ini aku tak bisa mendapatkan "hutan" semeter persegi pun tidak kadal nyamuk, kecoak dan tikus got yang besarnya seukuran kucing tampak congkak ya, semua tampak congkak, pintar dan sadar * dimana kedunguan dan keluguan dimana binal liar sembrawut tak tertata buas aku merindukannya orang bilang aku tak siap menghadapi kota metropolitan yang congkak ini bagiku bukan tidak siap, aku malah kasihan melihat kota ini kota yang begitu teratur dan tertata [caption id="attachment_147760" align="alignnone" width="384" caption="Lembah Palu, koleksi pribadi"][/caption] kota ini membutuhkan bau pesing "Sanji" kambing kesayanganku tarian belalang liar bukit yang memagari kotaku atau lentiknya putri malu yang banyak tumbuh liar di pinggir sungai desaku nanti... benih rumput liar yang berduri akan kusebar diam-diam tunggu saja... * * Halaman Pacific Place, Jakarta 04 November 2011 catatan anak gembala dari lembah Palu, Sulawesi Tengah foto koleksi pribadi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline