Lihat ke Halaman Asli

Sepotong Hati untuk Prasasti Bagian 2)

Diperbarui: 29 Februari 2024   05:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Sepotong Hati untuk Prasasti

Bagian 2. Di Bawah Bayang-Bayang Dosa

Malam semakin larut. Pras segera menyelesaikan pekerjaannya, lalu bergegas ke tempat tidur. Besok pagi ia ada janji dengan beberapa kolega untuk meninjau lokasi pembangunan sekolah idamannya. Itu sebabnya, malam itu ia harus betul-betul menghemat tenaga.

Namun, pemuda itu tidak bisa memicingkan mata sedetik pun. Sekali lagi kata-kata ibunya terngiang di gendang telinga.

"Ibu pingin sekali menimang cucu, Pras. Kamu gak kasihan sama ayah dan ibumu yang sudah tua ini?" rengek Bu Iren untuk yang ke sekian kalinya.

Kalau dulu, Pras tak peduli dan menganggap angin lalu setiap mendengar rengekan seperti itu, tetapi kini berbeda. Pemuda ganteng itu menyadari, kini dirinya tak lagi muda.

Sejujurnya ia juga sangat kesepian. Dari lubuk hati terdalam, Pras juga ingin membina rumah tangga. Namun, gadis itu, yang selalu menghantui pikirannya itu belum juga dia temukan. Pras sudah mencari di banyak tempat yang sekiranya pernah dan memungkinkan didatangi oleh gadis itu, tetapi hasilnya nihil. Wanita idamannya itu bak lenyap ditelan bumi.

"Ah, Laras, maafkan aku. Aku berdosa. Aku jahat sekali padamu. Mungkinkah ada kata maaf untukku?" batin Pras sesak.

Pikiran pemuda itu mengembara. Ia teringat saat-saat indah bersama Laras, gadis cantik yang menurutnya tidak neko-neko. Laras pintar dan berprestasi, tetapi sama sekali tidak sombong. Laras juga tidak kecentilan seperti teman-temannya yang suka mencari perhatian pada Pras. Bahkan, ada yang terang-terangan dan nekat menggoda pemuda itu.

Larasati memang berbeda. Itulah yang membuat Pras jatuh cinta padanya.

"Aku ingin fokus pada studiku dulu, Kak, gak pingin pacaran," kata Laras saat itu sambil menunduk dalam ketika Pras menembakknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline