Lihat ke Halaman Asli

Lentera Pustaka

Pegiat Literasi dan Taman Bacaan

Kisah Driver Motor Baca Keliling Ajarkan Membaca Bersuara

Diperbarui: 13 Agustus 2024   07:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: TBM Lentera Pustaka

Kemarin saat operasi MOtor BAca KEliling (MOBAKE) TBM Lentera Pustaka di Kp. Balung Tunggal Desa Sukaresmi Kab. Bogor (11/8/2024), ada siswa kelas V SD yang merasa malu membaca bersuara, di samping kurang lancar bacanya. Saya pun mengajarkan, ayo belajar membaca bersuara, agar suaranya jelas dan cara membacanya makin baik.  Kampung ini sekitar 15 menit dari TBM Lentera Pustaka, tempatnya pun banyak persawahan.

Maka perlahan, saya pun mengajarkan si anak untuk membaca bersuara, sekaligus membimbing baca kata demi kata agar lebih lancar. Si anak pun senang dan akhirnya meneruskan bacaannya hingga tuntas. Suara bacaannya pun mulai terdengar. Sayup-sayup kata berubah menjadi lebih lantang. Dibiasakan membaca bersuara. Mungkin, peristiwa itu jadi salah satu manfaat motor baca keliling. Selain sediakan akses bacaan ke anak-anak, sekaligus membantu anak-anak terbiasa membaca bersuara dan melancarkan bacaannya. 

Itu hanya sepenggal kisah aktivitas literasi yang dialami TBM Lentera Pustaka. Selain motor baca keliling, ada aktivitas Lian seperti taman bacaan dengan ratusan anak pembaca aktif, kelas prasekolah dengan 50-an anak usia dini yang belajar calistung, gerakan berantas buta aksara kaum ibu, ramah difabel, literasi digital dan finansial untuk anak-anak. Semua dijalankan di TBM Lentera Pustaka. Tentu, atas dukungan wali baca dan relawan yang menjalani programnya.

Pesannya bukan itu. Tapi saat berkiprah di taman bacaan, ada kepuasan hari saat mampu berbuat untuk orang lain. Sekalipun hanya mengajak baca buku atau mengajarkan cara membaca bersuara. Istilahnya, tidak ada rasa lelah untuk menebar manfaat kepada sesama. Tenaga, waktu, dan pikiran yang didedikasikan tidak seberapa dibandingkan hadirnya senyum anak-anak yang akhirnya bisa membaca buku. Terbukti, hal-hal sederhana yang bermakna bisa kok  terjadi asal kita mau menjalankannya dengan penuh komitmen dan konsistensi. 

Maka dari kiprah di TBM Lentera Pustaka, sebagai refleksi diri, saya kian meyakini. Tidak ada apapun yang datang dati zona nyaman. Ternyata kita harus keluar dari zona nyaman untuk merasakan apa-apa yang dirasakan tidak nyaman bagi orang lain. Bayangkan di banyak tempat, ada banyak anak di daerah-daerah yang ingin membaca buku tapi tidak ada tempatnya. Maka membaca, bukan soal minat tapi soal akses. 

Belajar dari menjadi driver motor baca keliling di TBM Lentera Pustaka, yang setiap Minggu keliling kampung hanya menyediakan akses bacaan. Sekaligus mengajak anak-anak membaca padahal di daerahnya tidak ada tempat baca. Maka saya sendiri, kian tersadarkan untuk selalu mengutamakan sikap sabar dan syukur. Sabar dalam berkiprah sosial di taman bacaan. Syukur atas apa yang dimiliki dan dijalani saat ini. Berkat sabar dan syukur itulah, insya Allah segalanya dimudahkan Allah SWT. 

Terkadang, banyak orang diskusi atau ngobrol untuk memiliki hidup yang berarti. Ternyata letaknya hanya pada komitmen diri sendiri. Seberapa mau dan berani kita berkorban waktu, tenaga, dan pikiran untuk kebaikan orang lain? Semua kembali kepada diri sendiri, mau bagaimana? Karena apapun, tidak ada orang lain yang akan melakukannya untuk kita selain diri kita sendiri diri. Iya nggak? Salam literasi #MotorBacaKeliling #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan 

Sumber: TBM Lentera Pustaka




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline