Lihat ke Halaman Asli

Lentera Pustaka

Pegiat Literasi dan Taman Bacaan

Disangka Untung Padahal Rugi?

Diperbarui: 27 Juli 2024   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: TBM Lentera Pustaka

"Manis kok Bu, durian asli ini" ujar tukang durian. Maka si Ibu membeli buah durian untuk anaknya. Tapi ketika sampai di rumah, ternyata sebagian besar buah duriannya busuk. Tidak bisa dimakan. Anaknya pun sedih, si ibu pun bingung. Sementara si tukang durian, hanya memilih buah yang manis saat dicicipi si ibu. Padahal, buah duriannya busuk. Di mata tukang durian, mungkin saja dia merasa untung karena durian dagangannya laku walau busuk. Sayangnya, dia tidak jujur. Menyembunyikan durian yang busuk padahal dia mengetahuinya. Kasihan si ibu yang niatnya menyenangkan anaknya.

Begitu pula obrolan di grup WA, banyak yang mulai tidak sadar. Ngomongin kebaikan, pengen begini pengen begitu tapi sebatas ide tanpa pernah dilakukan. Segala rupa dikomentarin di grup WA, ujungnya jadi ghibah bahkan membahas kejelekan orang lain. Tanpa sadar disangkanya benar padahal salah. Hati-hati. Disangka untung padahal rugi, dianggap baik padahal buruk. Rugilah catatan amalnya di mata Allah SWT.

Lain cerita dengan perjuangan seorang pegiat literasi. Setiap akhir pekan dari Jakarta ke Bogor hanya untuk memotivasi anak-anak yang membaca buku. Beli bensin, bayar tol, dan menyita waktu. Begitu pula relawan taman bacaan, butuh ongkos dan tenaga untuk berkiprah secara sosial. Belum lagi di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor, setiap bulan selalu ada jajanan kampung gratis. Belum lagi makan siang untuk relawan. Keluar uang 600-700 ribu setiap minggu. Mungkin sebagian orang menganggap rugi berkiprah secara sosial di taman bacaan. Bisa jadi begitu.

Nyatanya di mata pegiat literasi dan relawan TBM Lentera Pustaka harus mengeluarkan uang. Tapi biaya atau uang yang keluar tidak masalah. Asal anak-anak senang membaca, relawan semangat berkiprah, dan pedagang-pedagang kampung pun cepat laku dagangannya. Tidak seberapa uang yang keluar tapi justru jadi untung dalam catatan amalnya di sisi Allah SWT.

Uang memang bisa dicari. Orang kerja atau berdagang pun untuk mencari uang. Tapi masalahnya, untuk apa uang itu dikeluarkan? Untuk amal atau untuk menyenangkan diri sendiri? Banyak hal di sekitar kita, disangka untung padahal rugi. Begitu pula sebaliknya.

Hati-hati, setiap uang atau perbuatan yang kita lakukan. Berhitung-hitunglah terlebih dahulu. Apa benar itu menguntungkan atau merugikan kita? Atau sekedar kelihatan untung saja, padahal hakikatnya rugi. Jangan ragu untuk mengerjakan apapun yang kelihatan rugi, padahal justru menguntungkan kita secara hakiki. Seperti berkiprah di taman bacaan. Selagi baik dan bermanfaat, lakukan saja! Sebab keuntungan yang hakiki, justru menjadikan kita lebih sehat, lebih berkah dan jadi sebab Allah menambah nikmat-Nya.

Ketahuilah, bila Allah sudah mau. Untung atau ruginya seseorang tidak ada yang mampu mencegahnya? Semua atas kehendak-Nya, bukan kehendak kita atau orang lain. Jangan sampai disangka untung padahal rugi! Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen

Sumber: TBM Lentera Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline