Lihat ke Halaman Asli

Lentera Andalus

Santri Putra SMA IT Al Andalus Jonggol

Kehidupan di Ufuk Barat

Diperbarui: 22 November 2023   14:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Karya: Najmi Ukail Ramadhan / Kelas 10 - TA. 23/24

Aku sedang berada di ujung kehidupan, ternyata dari sini aku bisa melihat indahnya lampu-lampu kota. Gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi. Aku benar-benar sedang berada di ujung kehidupan.

Jika di dunia ini ada yang pantas untuk mendapat gelar 'orang yang paling jahat' maka akulah yang berhak mendapatkannya.

Terlalu melebih-lebihkan? Kufikir tidak juga. karena aku memang pantas untuk itu.

Aku benar-benar sedang berada di ujung kehidupan. Semua ini hanya berawal dari suatu malam. Malam yang tragis. Malam yang tidak pernah aku inginkan.

Agar kalian tidak menganggapku sebagai orang yang melebih-lebihkan sesuatu, maka inilah kisahku, nikmatilah, resapilah, agar kalian tahu betapa jahatnya diriku.

Hai, aku WIcak, umurku 15 tahun, aku anak yatim piatu. Di keluargaku yang tersisa hanyalah adikku, Alea. Dia berumur tujuh tahun. Aku pun sudah lupa bagaimana bentuk wajah orang tuaku.

Aku tidak bersekolah, sebagai gantinya aku mencari nafkah untuk aku dan adikku. Aku mencari nafkah dengan 'hal-hal yang menurutku seru', seperti mencuri, berjudi dan masih banyak lagi 'hal-hal yang menurutku seru'.

Ya, aku tidak peduli tentang bagaimana pendapat kalian tentang cara aku mendapatkan uang. Yang penting bagiku adalah hasilnya, agar aku dan adikku bisa makan. Walaupun begitu, Alea tidak tahu bagaimana aku mendapatkan uang untuk makan. Jika dia tahu, dia pasti akan memarahiku dan meneriakiku bahwa mencuri itu haram, karena Alea pernah belajar di surau.

Tapi, dari sekarang, aku sudah tidak bisa lagi melakukan hal-hal yang seru itu. Bukan karena Alea mengetahui hal tersebut, lalu melarangku, tapi karena beberapa hari yang lalu aku tertangkap, diamuk warga, dan dimasukkan ke penjara. Tapi aku beritahu orang yang uangnya kucuri, bahwa aku memiliki adik di rumah dan kami yatim piatu. Mendengar itu mungkin dia iba denganku.

Aku dan Alea belum makan beberapa hari ini, Alea selalu mengeluh bahwasanya ia lapar. Aku pun sebenarnya lapar, tapi mau bagaimana lagi. Akhirnya aku hanya bisa menasehati  Alea untuk bersabar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline