Lihat ke Halaman Asli

Krisis Moral Melanda DPR

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1302487117616520487

[caption id="attachment_99988" align="alignleft" width="300" caption=""][/caption]Mengetahui fakta bahwa Arifinto berbohong jika ia hanya menerima Email dan membuka link didalamnya yang ternyata berisi video porno, terang saja membuat kepala saya sedikit panas. Harapan saya bahwa anggota DPR dari Fraksi PKS itu mau berbesar hati meminta maaf kepada publik, ternyata tidak terbersit dikepala seorang Arifinto. Ironisnya, PKS adalah partai yang begitu gencar menyuarakan lahirnya sebuah undang-undang pornografi. Ditambah lagi dengan gigihnya seorang Tifatul Sembiring menekan peredaran situs porno yang notabene adalah rekan sejawat Arifinto dikubu PKS. Apakah seburuk itu moral dari orang-orang yang lahir dari rahim sebuah partai yang selalu mengidentikkan dirinya sebagai partai yang berbasis agama. Jika saya bisa malu memiliki seorang wakil rakyat dengan moralitas rendah seperti itu, lalu kenapa seorang Arifinto tidak memiliki rasa malu kepada rakyat yang telah diwakilinya. Apakah urat malu itu sudah benar-benar putus?. Luar biasa! Inilah bukti nyata bahwa para wakil rakyat kita sedang dilanda krisis moral. Rakyat saat ini mungkin hanya perlu bersabar menunggu, sampai masa jabatan para wakil rakyat kotor itu berakhir. Saat ini mungkin kita harus memendam sejenak harapan-harapan akan sebuah negeri yang makmur, sebab wakil rakyat kita sedang mati suri. Sampai masa mereka akan tergantikan dengan para wakil rakyat yang baru, yang bersih, dan bermoral. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline