Lihat ke Halaman Asli

Perenungan di 24

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu selalu ada puisi, kali ini hanya ada cerita..

Ya, cerita panjang yang telah dilalui, namun hanya seperti sebait puisi.

Hari ini aku ditemani hujan yang deras, seperti derasnya air mataku saat menorehkan tulisan tak berguna ini.

Aku hanya suka membuatnya, tapi aku tahu pasti dia tak akan pernah membacanya.

Tak ada hari istimewa ‘itu’, tak ada… Dulu aku mungkin berkata ‘setiap hari’.

Aku tidak mengetahui dan dalam sanubari bertanya: “Apakah setiap kehadiran sosok yang baru memberikan sukacita?”

Hampir seperempat abad keberadaanku kini, dia tak kunjung pernah kutemui, sosok yang kunanti..

Lepas jangkar, pergi ke laut dan tak tahu bila ‘kan berlabuh kembali..

Hanya kenangan di awang-awang yang kumiliki.

3D menjadi saksi: Dia, dia dan diya.

Tidakkah dia mendengar jeritan hati ini? Aku begitu lelah dalam penantian ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline